Otomotifnet.com - Geger kasus sumur warga Tempurejo, Pesantren, kota Kediri, Jawa Timur kental kehitaman.
Hasil investigasi Pertamina, diduga sumur warga tercemar bensin RON 92 alias Pertamax akibat kebocoran pipa instalansi milik SPBU setempat.
Kebocoran tersebut mengakibatkan BBM merembes ke tanah hingga ke sumur-sumur warga.
Melansir dari Kompas.com, hal tersebut terungkap setelah tim melakukan serangkaian pengecekan.
Terutama pada jenis pengecekan pressure test dan pneumatic test pada tangki pendam penyimpanan BBM, (30/9/23) lalu.
Head Section Communication Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Taufik Kurniawan mengatakan, dalam pengujian yang dilakukan tim independen Envilab terhadap pipa Pertamax itu terlihat adanya penurunan tekanan.
"Hal ini mengindikasikan adanya keretakan dan bocor kecil pada pipa Pertamax tersebut," ujar Taufik dalam keterangan tertulisnya usai pertemuan dengan warga, (2/10/23).
Namun demikian titik pasti lokasi kebocoran tersebut hingga saat ini masih belum ditemukan, sehingga pengujian dan investigasi masih terus dilakukan.
Taufik menambahkan, pihaknya akan memastikan akan bertanggung jawab kepada warga masyarakat terdampak.
Penyelesaian dan kompensasi yang berupa pemulihan lingkungan dan suplai air, menurutnya, akan dijalankan oleh mitranya yakni UD Mukti Putri Jaya 2 selaku pemilik SPBU Tempurejo.
"Alhamdulillah hubungan SPBU dengan warga cukup baik sehingga kejadian ini dimaknai sebagai musibah dan saling membantu memastikan penanganan terbaik," katanya.
Lurah Tempurejo, Oryza Mahendrajaya mengatakan, pihaknya mengapresiasi upaya penanganan persoalan tersebut.
"Sesuai komitmen kemarin, supaya air tanah kembali seperti semula jadi tidak ada pencemaran dan tidak berbau," ujarnya di lokasi pertemuan warga.
Sebelumnya diberitakan, belasan sumur milik 16 kepala keluarga di RT 5 RW 2 Kelurahan Tempurejo mengalami pencemaran.
Saat itu warga sudah curiga air sumur tercemar BBM dari SPBU karena kondisi air berwarna keruh dan berbau BBM.
Bahkan ada sumur yang airnya keruh kehitaman dan terbakar jika disulut api.
Usai pencemaran itu, berbagai pengujian dilakukan. Setidaknya ada tiga pihak yang terlibat dalam pengujian yang berbeda.
Hingga kemudian warga dan Pertamina sepakat menggunakan penguji independen dari pihak swasta.
Baca Juga: Geger Belasan Air Sumur Warga di Kediri Kental Kehitaman, Pertamina Tunggu Hasil Uji Lab