Di mana setiap panel ini memungkinkan jembatan untuk dipasang dan dibongkar dengan cepat.
Penggunaan Jembatan CH di Indonesia, dimulai pada pertengahan tahun 1970-an yang direncanakan mampu memikul 100 persen Beban Standar Bina Marga saat itu.
Namun seiring berjalannya waktu, para ahli konstruksi menemukan indikasi fenomena kelelahan bahan (fatigue) dari baja jembatan.
Oleh itu, Kementerian PUPR melakukan perkuatan di beberapa bagian jembatan.
Lagipula usia layanan jembatan yang melebihi 40 tahun sehingga rentan runtuh apabila ada beban logistik yang terlalu berat, maka dilakukan penggantian atau duplikasi jembatan.
Banten
Batuceper
Cisadane A dan B
Tawang I
Jawa Barat
Cilamaya
Ciasem III A
Cipangaritan B
Cigadung I B
Karang Sembung
Sigranela B
Kalijaga A
Kanci IB
Citanduy
Ciputra Haji
Cikao A
Cisomang
Cimanuk
Ciletung
Cikeruh
Batujajar
Jawa Tengah
Juana I
Pedes B
Pang I A
Jurug B
Pemali Brebes B
Tajum Karang Bawang
Tajum II Margasana
Kalibanger A
Wonokerto II A
Jawa Timur
Jetak
Bandar Ngalim
Ngujang
Munjungan
Teleng
Kangkung
Trisula Lama
Wirolegi
Kalitakir.
Baca Juga: Nilai Kontrak Rp 814,8 Miliar, Jembatan Baru Sepanjang 1,9 Km di DIY Diklaim Tahan Tsunami