Otomotifnet.com - Bunyi yang dihasilkan ban saat melaju sering dirasakan para pemilik mobil.
Bagi kebanyakan orang, suara yang dihasilkan ban mobil ini tentu menggangu kenyamanan karena masuk ke kabin.
Menurut Wibowo Santosa, pemilik bengkel spesialis Permaisuri Ban, Mahakam, Jakarta Selatan, bunyi bising dihasilkan dari deformasi alur tapak ban.
"Kalau ban baru saat dipakai masih senyap, lama-lama mulai bising karena tapak ban mengalami deformasi," tutur Wibowo dikutip dari GridOto.
Ada perubahan bentuk atau posisi tekstur blok tapak ban.
Hal tersebut bisa terjadi karena gesekan tapak ban terhadap permukaan jalan.
Sampai akhirnya permukaan blok tapak ban tidak rata menempel di permukaan jalan dan bagian ujung blok menciptakan bunyi bising.
"Makanya ban perlu dirotasi untuk meratakan deformasi alur tapak ban yang juga menjaga kebisingan ban tidak berlebih saat dipakai," saran Wibowo.
Tingkat kebisingan tapak ban juga dipengaruhi dari pola alur tapak ban.
Disebutkan oleh Mochammad Fachrul Rozi, Customer Engineering Support Michelin Indonesia, void ratio jadi penentu dalam membentuk pola alur tapak ban.
"Jika perbandingan void ratio jumlah celah alur tapak ban lebih banyak daripada ukuran blok suara bising yang dihasilkan lebih tinggi," jelas Rozi.
Penyebabnya karena banyaknya alur tapak ban menciptakan rongga celah yang membuat sisi ujung blok tapak ban mudah bergesekan saat ban bergulir.
"Gesekan antar blok tapak ban inilah yang menciptakan suara bising," ujar Rozi.
Baca Juga: Sebelum Beli Ban Mobil Kondisi Baru, Cek Dulu Kode Ini Agar Tidak Rugi