Otomotifnet.com - Pekan ketiga Januari 2024 silam, PT TVS Motor Company Indonesia meluncurkan Callisto 125. Versi terbaru dari skutik yang di India bernama Jupiter.
Jika hanya membaca nama, kesannya hanya kapasitas mesin diperbesar, dari 110 cc di Callisto dan Callisto Intelligo, menjadi 125 cc.
Namun ternyata, versi 125 cc ini merupakan versi major change. Karena yang berubah bukan hanya mesin, termasuk desain, fitur bahkan sampai rangka.
Menariknya, jika dianalisa Callisto 125 ini bersinggungan dengan 2 kelas skutik yang berbeda.
Kalau melihat kapasitas mesin, dimensi dan fitur, bisa setara dengan Yamaha Grand Finalo yang dijual dengan harga Rp 27 jutaan.
Sedangkan kalau melihat harga, Callisto 125 setara dengan skutik bergaya retro atau fashionable yaitu Honda Scoopy dan Yamaha Fazzio Hybrid-Connected, yang harganya kisaran Rp 21-22 jutaan.
Harga Callisto 125 Rp 21,7 juta (OTR Jakarta) untuk yang versi basic, dan Rp 22,3 juta (OTR Jakarta) untuk yang premium. Beda kedua tipe hanya warna.
Yang basic ada warna Titanium Grey dan Solid White, sedang yang premium ada pilihan warna Khaki Brown dan Mustard Yellow, seperti yang dites.
Nah setelah dites, ternyata didapatkan fakta kalau Callisto 125 memiliki banyak keunggulan jika dibanding Scoopy, Fazzio maupun Grand Filano.
Apa saja keunggulan dan juga kekurangannya? Yuk simak sampai akhir.
DESAIN
Secara desain jika melihat sekilas memang terlihat sama dengan Callisto 110, sebuah skutik berbodi bongsor, namun ukuran rodanya ramping dan diameternya kecil. Khas skutik asal India.
Namun, kalau melihat lebih detail maka akan tampak perbedaan. Di bagian depan, yang beda signifikan area bodi bawah lampu utama.
Bentuk lampu sein lebih dinamis, seirama dengan garis bodi, yang mengingatkan pada Honda Spacy.
Sementara kalau melihat bagian belakang, di atas lampu rem jadi lebih bersih, karena tangki bensin dipindah ke depan, sehingga tak ada lagi tutup tangki bensin.
Seperti Callisto 110, versi 125 untuk sepatbor depan dan bodi belakang juga pakai bahan metal sehingga sangat kuat.
FITUR & TEKNOLOGI
Salah satu daya tarik utama Callisto 125 adalah fitur-fitur yang ditawarkan sangat fungsional untuk harian, khususnya yang berhubungan dengan akomodasi.
Pertama ada bagasi di bawah jok yang sangat besar, kapasitasnya diklaim mencapai 33 liter. Bisa sebesar itu karena tangki bensin pindah ke depan, tepatnya di bawah dek.
Jangan heran jika bagasinya bisa muat 2 buah helm half face, atau tas berisi laptop 14 inci dan berbagai barang bawaan lainnya.
Kemampuannya melebihi yang ditawarkan Grand Filano, yang kapasitas bagasinya hanya 27 liter. Kalau Scoopy dan Fazzio tentu bagasinya jauh lebih kecil.
Yang unik, di bagian plastik joknya yang ketika ditutup jadi sisi atas bagasi, konstruksinya dibuat fleksibel.
Sehingga ketika ada helm di bagasi dengan ukuran yang agak besar dan sebenarnya saat jok ditutup mentok, bisa tetap ditutup dengan sedikit paksaan karena akan mendorong busa ke atas. Sebuah terobosan yang belum ada di motor lainnya.
Masih berhubungan dengan akomodasi, di bagian bawah setang kanan terdapat konsol yang bisa muat 2 buah botol air minum 600 ml.
Selanjutnya ada 2 buah gantungan barang. Pertama yang model bisa dilipat ke dalam bodi, ada di bagian tengah bawah setang. Satu lagi model karabiner ada di bagian bawah engsel jok.
Berikutnya yang juga berhubungan dengan akomodasi tentunya keberadaan dek yang tergolong luas.
Ukurannya panjang dan lebar, sehingga buat membawa botol galon air mineral 19 liter pun bisa dengan mudah.
Selain tentunya juga fungsional ketika dipakai untuk membawa barang bawaan lain, seperti tas kerja atau barang belanjaan dari pasar.
Callisto 125 juga punya fitur yang berhubungan dengan kenyamanan dan keselamatan.
Pertama ada windshield di atas lampu utama, yang bisa mengarahkan angin biar tak langsung kena badan.
Berikutnya Callisto 125 dibekali lampu utama LED. Sorot lampu dekatnya cukup lebar tak tapi terlalu tebal. Saat lampu jauh dinyalakan baru lebih tebal dan tentunya tinggi.
Oiya lampu sein dan rem sayangnya masih bohlam halogen, namun di depan maupun belakang ada DRL pakai LED. DRL depan letaknya ada di dalam lampu sein.
Membahas lampu sein, di Callisto 125 dilengkapi dengan suara “nit-nit” seperti suara anak ayam ketika lampu sein dinyalakan.
Sehingga pengendara tak akan pernah lupa mematikan setelah selesai berbelok, pengendara lain pun jadi tahu bahwa ada motor lain yang akan melintas.
Suara di lampu sein itu tentu fitur fungsional, meski sebenarnya saat awal pemakaian bikin risih karena tak biasa. Oiya zaman dulu beberapa motor juga ada suara lampu seinnya, seperti di Yamaha F1Z.
Masih tentang fitur bersuara, ada lagi nih yang di motor lain juga tak ada. Yaitu bagian side stand switch.
Jadi selain mesin akan mati atau tak bisa dinyalakan ketika standar samping terbuka, di Callisto 125 juga akan muncul suara “niiiiittt...”, sehingga pengendara tak akan pernah lupa melipat standar samping dalam posisi kontak on.
Selain ada bunyi, di spidometer juga muncul lambang peringatan warna merah berupa gambar motor dengan standar samping terbuka.
Nah spidometer Callisto 125 andalkan tipe analog untuk petunjuk kecepatan, dan digital untuk info lainnya.
Info di layar digital berlatar biru antara lain ada; odometer, tripmeter A dan B, IFE (Instantaneous Fuel Economy) atau info konsumsi bensin real time, AFE (Average Fuel Economy) atau konsumsi bensin rata-rata, DTE (Distance To Emphty) atau range, info yang jarang ada di motor harga murah.
Berikutnya ada info jam dan tentunya fuelmeter, yang mana ketika sisa 1 bar dan berkedip maka juga akan muncul info trip f (fuel), juga disertai lampu peringatan bahan bakar muncul. Munculnya setiap DTE memasuki angka sisa 75 km.
Terdapat juga beberapa info tambahan, seperti lambang helm berkedip yang tentunya pengingat untuk menggunakan helm, lambang aki yang akan tampil saat aki tak sehat, dan ada lambang kunci untuk pengingat waktunya servis.
Sedang lampu peringatan lainnya ada check engine, keabnormalan di motor, fitur Intelligo, lampu jauh dan tentunya lampu sein.
Ada satu lagi info yang ditampilkan, yaitu petunjuk Econometer, yang memperlihatkan gaya berkendara yang irit atau boros.
Irit ketika lampu Eco berwarna hijau menyala, dan boros saat lampu Power berwarna oranye menyala.
Untuk mengganti info yang ditampilkan ada tombol Mode di sebelah kiri, sedang untuk mereset ada tombol Set di sisi kanan. Keduanya tepat di bagian bawah spidometer.
Geser ke area setang, di kanan terdapat sakelar fitur Intelligo, yang di Honda namanya ISS atau di Yamaha ada SSS.
Fungsinya untuk mematikan mesin ketika berhenti lebih dari 5 detik, sehingga bisa lebih hemat bensin.
Yang unik saat menyalakan kembali cara kerjanya berbeda dibanding Honda dan Yamaha.
Karena tak cuma sekadar buka gas, di Callisto 125 perlu tarik rem dan kocok gas sekali. Baru deh mesin menyala.
Cukup ribet, tapi lebih aman khususnya jika sedang membawa anak kecil dan duduk di depan.
Takutnya saat sedang berhenti dan mesin mati gas dimainkan, tentu jadi nyelonong jalan.
Berikutnya di bawahnya terdapat tombol starter. Nah starternya sudah pakai ISG atau Integrated Starter Generator, seperti ACG Starter di skutik Honda dan Smart Motor Generator di Yamaha. Yaitu sistem starter senyap.
Kerennya di Callisto 125 juga sudah dilengkapi teknologi I Touch, yaitu sistem yang sekali pencet maka starter akan bekerja beberapa detik sampai mesin menyala. Seperti One Push Start milik Suzuki.
Pindah ke setang kiri, terdapat sakelar lampu jauh-dekat yang sekaligus bisa untuk pass beam. Di bawahnya ada sakelar lampu sein dan klakson.
Geser ke area roda, suspensi depan pakai tipe teleskopik, yang belakang suspensi tunggal.
Istimewanya, yang belakang ada setelan pre-load 3 tingkat. Jadi bisa disesuaikan dengan bobot badan pengendara.
Untuk ban sudah pakai jenis tubeless. Remnya depan cakram 220 mm pakai kaliper 1 piston, belakang tromol 130 mm.
Menariknya sudah dilengkapi fitur Synchronized Braking Technology (SBT), mirip CBS di skutik Honda.
Sehingga ketika tuas rem kiri ditarik, rem depan juga ikut bekerja meski tak maksimal. Karakter remnya empuk dan cukup pakem.
Tidak hanya itu, di tuas rem belakang juga ada fitur Parking Brake Lock, yang secara konstruksi sederhana tapi sangat mudah dioperasikan.
Belum habis, masih ada lagi fitur andalannya. Seperti kontak yang multifungsi, meski sayangnya masih mekanis dan bahkan tak ada pengaman magnet. Tentunya jadi rawan mudah dibobol pencuri.
Fungsinya untuk menyalakan sistem kelistrikan, membuka jok dengan memutar ke kiri dari posisi off tanpa ditekan, kemudian untuk membua tutup tangki dengan memutar ke kanan dari posisi off dengan ditekan.
Nah dengan posisi tangki di bawah dek dan lubang pengisian di bawah setang kiri, tentu lebih memudahkan saat mengisi ulang, karena tak perlu buka jok seperti di Scoopy atau Fazzio.
Berikutnya di samping kanan kontak ada power outlet model USB, sehingga bisa untuk mengisi ulang baterai smartphone selama perjalanan.
Kalau kembali geser ke bawah, standar tengahnya khas skutik TVS, ada engsel di bagian tuas pengungkitnya.
Tujuannya biar tuasnya panjang sehingga ringan ketika dioperasikan, namun posisi motor enggak miring ketika pakai standar tengah.
RIDING POSITION & HANDLING
Buat yang cari skutik nyaman, Callisto 125 bisa jadi salah satu pilihan menarik. Mengapa? Pertama karena posisi duduk yang ditawarkan ramah untuk yang posturnya lebih dari 170 cm.
Hal itu karena jarak dek ke jok cukup jauh, jadi kaki enggak akan seperti jongkok, sehingga nyaman untuk perjalanan lama.
Dengan dek yang luas, kaki juga jadi lebih leluasa bisa dalam berbagai posisi. Pengguna sepatu berukuran 45 pun dijamin tak kesempitan.
Buat yang tingginya sekitar 165 cm pun jangan takut bakalan jinjit, karena tetap bisa menapak dengan baik lantaran bentuk jok bagian depan tirus, sehingga ketika kedua kaki turun tak begitu mengangkang.
Nah kenyamanan juga didukung oleh karakter joknya, yang ternyata sangat empuk! Karena busanya tebal.
Baik untuk pengendara maupun yang dibonceng, dijamin akan betah selama perjalanan.
Yang juga menarik, dimensi joknya terbilang panjang, 790 mm, sehingga untuk berboncengan terasa lega.
Bahkan ketika harus bawa anak di tengah pun enggak akan kesempitan.
Dan meski bodi belakang tampak lebar, namun ternyata enggak sampai menyusahkan yang dibonceng, termasuk pijakan kaki belakangnya juga pas, tak terlalu ke depan atau ketinggian.
Kenyamanan juga didukung karakter suspensinya yang juga empuk, sehingga dipakai untuk melewati jalan berlubang enggak akan sampai bikin sakit pinggang.
Meski konsekuensinya kalau untuk kecepatan tinggi dan berboncengan memang ada gejala mengayun.
Meski ukuran motor cukup gambot dan bobot 109 kg, tapi berkat ukuran ban yang cukup ramping dan sama saja depan dan belakang, 90/90-12, karakter handlingnya jadi terasa sangat ringan dan lincah.
Meski untuk berbelok kencang tentunya tak akan semantap skutik yang pakai ban berukuran lebih lebar, misal Scoopy.
Dan khas skutik India, Callisto 125 memiliki jarak terendah ke tanah yang tinggi, 160 mm, sehingga meski saat berboncengan melewati polisi tidur, bagian bawah motor tak pernah mentok.
PERFORMA
Mesin yang digunakan Callisto 125 ternyata berbeda dibanding milik Callisto 110, terlihat dari data spesifikasinya karakternya justru overstroke.
Kalau Callisto 110 overbore, meski sama-sama SOHC 2 katup berpendingin udara.
Callisto 125 punya kapasitas mesin murni 124,8 cc yang didapat dari ukuran bore x stroke 53,5 x 55,5 mm seperti Suzuki Shogun 125.
Tenaga dan torsi maksimalnya untuk mesin 125 cc tergolong kecil. Tenaga maksimal hanya 8,2 dk di putaran mesin 7.500 rpm, torsi maksimal 10,5 Nm di kitiran 5.500 rpm.
Jadi jangan heran akselerasinya biasa saja, top speed pun tergolong rendah.
Karakternya mirip Fazzio atau Grand Filano, mesin 125 cc yang diracik lebih untuk cari efisiensi bahan bakar, alias biar irit.
Bukan mengejar performa seperti halnya Honda Vario 125 atau Mio M3.
Contoh akselerasi dari diam ke 60 km/jam, butuh waktu 7,62 detik, sedikit lebih lambat dari Fazzio yang dapat 7,4 detik.
Berikutnya untuk jarak 0-201 meter Callisto 125 menorehkan waktu 13,64 detik, identik dengan Fazzio yang dapat 13,7 detik. Sedang 0-402 meter 22,4 detik, juga sama persis dengan Fazzio.
Top speed termasuk rendah, di spidometer mentok di 92 km/jam, sedang di Racebox yang pakai satelit mencatatkan angka 88,8 km/jam. Jadi spidometernya termasuk akurat, deviasinya termasuk kecil, hanya 3,6%.
Namun, meski tergolong pelan tapi karakter penyaluran tenaganya pas dan cukup untuk penggunaan harian.
Dari berhenti sampai sekitar 20 km/jam terasa responsif, buat stop and go di kemacetan jadi terasa lincah, ketemu tanjakan berboncengan juga enggak khawatir gagal menanjak.
Tapi, pada unit yang dites pada kecepatan 20 km/jam ke 30 km/jam ada rasa agak tersendat dan muncul sedikit getaran di setang, setelah itu penyaluran tenaga akan naik secara linear secara cepat sampai sekitar 85 km/jam, setelah itu akan naik perlahan hingga kecepatan maksimal.
Repotnya adalah ketika dipakai untuk rute keluar kota, karena kecepatan maksimal hanya 92 km/jam. Saat melewati rute yang kosong dan lurus panjang, motor jadi terasa sangat pelan. Jadi lebih cocoknya memang untuk mobilitas dalam kota.
Oiya yang salut mesinnya memang halus, kecuali di 20-30 km/jam tadi. Sisanya sangat minim getaran. Pantas TVS sampai enggak perlu memasang bandul setang.
KONSUMSI BENSIN
Dengan karakter mesin yang kalem, berapa konsumsi bahan bakar rata-ratanya? Ternyata memang sangat irit!
Dipakai oleh tester dengan karakter cara bawa yang agresif, sering buka gas pol ketika jalan lancar, rata-rata dapat 53 km/liter! Sebuah angka yang tergolong mantap untuk skutik 125 cc.
Sebagai catatan tambahan, angka itu didapat baik lewat angka yang ditampilkan di spidometer, yang AFE, maupun diukur secara full to full.
Dengan kapasitas tangki 5,1 liter, berarti sekali isi bisa untuk menempuh jarak sekitar 270,3 km. Lumayan jauh ya! Kira-kira dari Jakarta bisa sampai Cirebon tanpa isi ulang.
Data Tes TVS Callisto 125:
0-60 km/jam: 7,62 detik
0-100 km/jam: -
0-201 m: 13,64 detik
0-402 m: 22,41 detik
Top speed di spidometer: 92 km/jam
Top speed di Racebox: 88,8 km/jam
Konsumsi bensin: 53 km/liter
Data Spesifikasi TVS Callisto 125:
Tipe mesin: Silinder tunggal, 4 langkah SOHC 2 katup, pendingin udara, injeksi
Diameter x langkah: 53,5 x 55,5 mm
Kapasitas mesin: 124,8 cc
Tenaga maksimal: 8,2 dk (6 kW) @7.500 rpm
Torsi maksimal: 10,5 Nm @5.500 rpm
Transmisi: CVT
Sistem starter: Elektrik Silent Start dan Kick starter
Rem depan: cakram 220 mm kaliper piston tunggal
Rem belakang: tromol 130 mm
Ban depan: 90/90-12 54J Tubeless
Ban belakang: 90/90-12 54J Tubeless
Tipe rangka: High Rigidity Underbone
Berat kosong: 109 kg
P x L x T: 1.852 x 691 x 1.168 mm
Jarak sumbu roda: 1.275 mm
Jarak terendah: 160 mm
Kapasitas tangki bensin: 5,1 liter
Suspensi depan: Teleskopik
Suspensi belakang: Monotube Inverted Gas (MIG) dengan 3 tingkat setelan pre-load
Pengapian: ECU Controlled Ignition
Baterai: 12V, 4Ah MF Battery
Lampu depan: LED
Lampu belakang: Bulb with LED light guide