Otomotifnet.com - Kenapa karir Mazda Biante di Indonesia terbilang cukup singkat?
Tercatat hanya berusia 6 tahun hingga akhirnya disuntik mati pabrikan.
Mazda Biante yang memiliki arti nama 'Lingkungan' pertama kali hadir di Jepang pada 2008 silam.
Dulu di negara asalnya, mobil ini memiliki 5 varian, yakni 20S, 20CS, 23S, 20C dan Granz.
Awalnya, High MPV ini hanya dipasarkan di Jepang, sebelum akhirnya mulai diekspor ke Indonesia pada 2012 silam.
Proyeksinya dulu, Mazda Biante disiapkan menjadi pesaing Nissan Serena dan Toyota NAV1 di segmen high MPV.
Baru setahun diluncurkan, Mazda langsung melakukan penyegaran bagi Biante di 2013.
Perubahannya bersifat minor, hanya pada bagian gril, fog lamp, jok kulit, paddle shift di setir, dan fitur hiburan.
Perbedaan paling besar dari Mazda Biante pra-facelift dengan versi facelift-nya ada di bagian mesin.
Biante facelift telah dibekali dengan mesin dan transmisi berteknologi Skyactive.
Walaupun tenaga mesinnya hanya bertambah 1 dk pada varian awal, tapi ubahan terbanyak ada di transmisi.
Mazda Biante facelift dibekali dengan mesin SKYACTIV-G berkapasitas 1.997 cc.
Mesin ini diklaim mampu menghasilkan tenaga sebesar 150 dk di 6.200 rpm, dan torsi puncak 190 Nm pada 4.500 rpm.
Namun, sayangnya mobil ini tidak bertahan lama di pasaran, sebab di 2018 Mazda memutuskan untuk berhenti memproduksi Biante.
Alasannya, pabrikan fokus untuk mengembangkan mobil di segmen SUV dan sedan, sehingga beberapa model MPV Mazda macam Biante dan VX-1 harus disuntik mati.