Begini Strategi Pabrikan Mobil Listrik China Gandeng Distributor Lokal

Harryt MR - Kamis, 22 Agustus 2024 | 14:00 WIB

(ilustrasi) Perakitan mobil listrik Neta V-II di pabrik PT HIM. Strategi menggandeng distributor lokal, serta mengintegrasikan pasokan suku cadang. (Harryt MR - )

Lantas pemerintah mendorong agar punya pabrik perakitan di Indonesia.

Hal ini dikondisikan dengan menggandeng mitra-mitra strategis yang memiliki fasilitas perakitan, atau general assembler.

Seperti dilakoni oleh Chery, Neta, dan Jetour yang menggunakan fasilitas perakitan milik PT Handal Indonesia Motor (HIN) di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. 

“Perakitan Neta di HIM merupakan fasilitas kedua di luar negeri (China), dengan TKDN mencapai 44 persen. Dari pabrik ini, kami akan memenuhi pasar Indonesia dan Asia Tenggara,” ungkap Kong FanLong, Co-founder & Co-President of Neta Auto.

PT HIM merupakan general assembler untuk berbagai merek. Pada tahun ini, Neta mendapatkan jatah produksi 10.000 unit hingga 2025. 

Sementara Chery mendapatkan jatah produksi 30.000 unit di tahun ini. Menyusul kedepannya, brand Jetour bakal dirakit di fasilitas HIM.

Baca Juga: Industri Otomotif Serampak Pakai AI, Peluang Raup 366 Miliar USD

Disebut oleh Denny Siregar, Presiden Direktur PT HIM. Pihaknya berencana memperluas kapasitas produksi.

Yakni dengan membangun pabrik baru dengan total luas 38 hektar, mampu memproduksi hingga 90.000 unit kendaraan setiap tahunnya.

“Kita sedang kembangkan fasilitas baru, 60 kilometer dari sini (HIM Pondok Ungu, Bekasi), yaitu di Purwakarta Integrated Industrial Park,”