Mesinnya 2 silindernya menghasilkan tenaga 17,4 dk pada 8.000 rpm dan torsi 16,5 Nm di 6.000 rpm.
Untuk penggunaan sehari-hari tenaganya lebih dari cukup.
Dorongan pada putaran bawah cukup kuat, tapi atasnya terasa biasa saja.
Meski tenaganya terbilang biasa saja, yang bikin istimewa yakni getaran yang sangat halus dan suara knalpotnya yang merdu.
Bikin ketagihan!
Diam-Diam, Tiga Motor Sport Keren Akan Diluncurkan Di Bali
Suaranya yang mirip moge 4 silinder membuat sesama pengguna jalan menolehkan kepalanya setiap motor ini lewat.
Bruuummm...
Catatan akselerasi yang didapat menggunakan Racelogic sejalan dengan tenaga mesinnya.
Mencapai kecepatan 60 km/jam dari keadaan diam membutuhkan waktu 4,3 detik, sedangkan 0 ke 100 km/jam membutuhkan waktu 12,6 detik.
Jika ditelisik, final gear berat, terlihat gir belakang yang tergolong kecil turut berkontribusi pada akselerasinya yang tak terlalu istimewa.
First Ride New Honda CB150R StreetFire, Sekilas Sama Tapi Beda
Hal ini menunjukkan Patagonian Eagle memang lebih enak dibawa santai sambil menikmati perjalanan.
Untuk hasil lengkap akselerasi dapat dilihat pada tabel. Satu lagi catatannya, pindah gigi kadang miss nyangkut, terutama jika menarik koplingnya kurang maksimal.
Padahal handel koplingnya cukup berat, jari tangan kiri lekas pegal jika macet-macetan.
Top speed yang kami dapat mencapai 120 km/jam pada spidometer sedangkan pada Racelogic hanya 117,7 km/jam.
Konsumsi Bensin
Riding dengan kondisi jalan yang beragam, dari macet hingga jalan lengang antarkota, dites oleh rider berpostur 170 cm 56 kg Patagonian Eagle mencatat angka rata-rata sebesar 23,8 km untuk setiap liter bensin RON 92.
Cukup irit untuk motor 250 cc dua silinder yang masih menggunakan karburator.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR