Otomotifnet.com - Berurusan dengan Toyota Land Cruiser Prado, bukan hal yang baru bagi Hariawan Arif Maulana.
Pasalnya, pria yang akrab disapa Rifie ini menjadikannya sebagai SUV keluarga.
Sebelumnya, Rifie sempat ditemani dengan Prado generasi J90.
“Gua suka sama mobil ini, lincah, kompak nyaman jika dibandingkan Land Cruiser 80 atau 100 Series,” ujar pemukim di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan ini.
Delapan tahun sudah Prado TX 2003 ini menemani Rifie beserta keluarga.
Suka duka bersama SUV kesayangan ini sudah menjadi keseharian Rifie.
“Mulai senang-senang bareng sampai turun mesin,” curhatnya.
Sebetulnya, SUV bermesin 1KZ-TE ini merupakan kendaraan harian sang adik.
“Tapi sering gua bajak buat ikutan main off-road bareng teman, hahaha..,” tawanya.
(BACA JUGA: Toyota Land Cruiser II Milik Pejabat, Gagah Tapi Tak Mencolok)
Karena sering ‘dibajak’ untuk main off-road, Rifie mulai berpikir untuk memodifikasi Prado.
Alasannya sederhana, yaitu lantaran masih standar, Prado andalannya ini kerap nyangkut di obstacle yang cukup ekstrim.
“Maka dari itu gua berpikir untuk dimodif saja sekalian lah,” imbuhnya.
Untuk urusan modif, Rifie coba berkonsultasi dengan Herky, punggawa bengkel XC/TRIAL di kawasan Pondok Cabe, Tangerang.
Fokus utama adalah bumper depan, yang kerap dikeluhkan sering nyangkut ketika diajak off-road.
“Karena bumper plastiknya agak besar, maka approach angle-nya jadi kecil dan suka nyangkut,” terang Herky.
Rifie dan Herky pun mencari inspirasi desain yang pas untuk Prado satu ini.
Rifie mendapat inspirasi dari tampilan Toyota Hilux versi balap reli Dakar.
(BACA JUGA: Toyota Fortuner Sangar Ini Sering Dipakai Istri, Kayak Pakai High Heels 10 Cm!)
Pick-up legendaris tersebut memiliki desain cukup minimalis dan fungsional dengan menggunakan bumer depan tipis.
Sementara Herky menggabungkannya dengan desai bumper pipa ala pick-up Baja.
“Dengan desain bumper depan tubular, approach angle jadi lebih besar dan enggak gampang nyangkut lagi,” tambah Herky.
Sementara untuk bumper belakang, Herky dan Rifie terpaksa masih mempertahankan standarnya.
“Sebab kalau pakai bumper tubular, tangki bensinnya akan terekspos jadi kelihatan aneh,” ujar Rifie.
Fokus ubahan kedua ada pada bagian suspensi Prado.
Kebetulan Prado milik Rifie ini menggunakan suspensi udara di belakang atau biasa dikenal dengan fitur self-leveling rear suspension.
Rifie memang ingin sedikit meninggikan suspensinya, tanpa harus mengorbankan fitur self leveling-nya.
“Gua enggak mau yang terlalu ekstrem sampai harus ganti suspensi belakang pakai konvensional cuma karena ingin lift-up."
"Jadi minta bantuan Herky buat akalin self-leveling suspension-nya,” senyum Rifie.
(BACA JUGA: Model Cantik Sopir Honda CR-V Masuk Jurang Pakai High Heels, Mungkinkah Penyebabnya? )
Herky pun melakukan riset dengan menggeser sensor self-leveling suspensinya menjadi lebih rendah sekitar 1 cm.
“Dengan sensor lebih rendah, maka akan membaca suspensi sedang turun, otomatis dia akan naik dengan sendirinya,” terang Herky.
Dengan teknik ini, mampu mengatrol ketinggian suspensi belakang Prado hingga 6 cm.
Sementara yang di depan, cukup hanya diganjal saja pada dudukan per dan sokbrekernya.
(BACA JUGA: Indikator Solar Fortuner Diesel Nyala Terus, Ada Jurus Hitung Sampai 5)
Namun masalah kembali timbul ketika harus memasang setelan kekerasan sokbrekernya.
“Kebetulan sokbreker bawaan Prado ada setelan kekerasan sokbreker di bagian atasnya, itu kita akali dengan membuat dudukan lagi biar bisa terpasang sempurna,” tambah Herky.
Dengan teknik jitu ini, suspensi Prado pun bisa lebih jangkung sekaligus nyaman dengan tetap mempertahankan suspensi udara bawaan Prado.
Dan Rifie pun tak ragu lagi untuk membejek Prado andalannya di medan off-road. (Tomo/OTOMOTIF)
DATA MODIFIKASI
Bodi :
Custom bumper depan baja schedule 40
Kaki-kaki :
Custom sensor suspensi udara belakang, Fondmetal Evo Corse 17x8 inci off-set 0, ban BF Goodrich All-Terrain 265/70R17
Aksesori & Recovery :
Winch Smittybilt XRC, lampu tambahan LED Cree
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR