• Rotasi ban.
Merotasi atau memindah posisi ban harus dilakukan setelah mobil menempuh jarak 8.000 – 10.000 kilometer.
Namun penggantian bukan sekadar memindah posisi dari depan ke belakang, tetapi juga memindahkan yang tadinya di sisi luar ban menjadi bagian dalam.
• Tekanan ban.
Agar ban awet dan aman saat mobil melaju kencang, pastikan tekanan ban sesuai rekomendasi pabrikan. Ingat penyebab terbanyak kecelakaan adalah ban yang pecah atau tergelincir akibat tekanan agin yang tak sesuai.
• Tempatkan ban baru di belakang.
Bila Anda ingin mengganti ban dengan yang baru, tempatkan ban baru itu di roda belakang.
Itu akan memberikan traksi yang lebih mantap pada saat jalanan basah, baik pada mobil yang berpenggerak roda depan, belakang, maupun empat roda.
• Periksa ukuran di tapak ban.
Pastikan tingkat ketebalan ukiran tapak ban masih di atas 50 persen. Jika kurang dari itu, sebaiknya waspada atau segera menggantinya.
Ukiran ban sangat terkait dengan daya cengkeram ban terhadap lintasan, khususnya saat musim hujan. Periksalah setiap tiga bulan sekali.
Pastikan semuanya berfungsi dengan baik.
Karena saat hujan, lampu sangat dibutuhkan untuk menghadapi kondisi jarak pandang yang terbatas.
“Selain memaksimalkan pengelihatan, lampu kendaraan juga digunakan untuk ‘berkomunikasi’ dengan pengendara lain, di depan maupun belakang kendaraan Anda,” jelas Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Baca Juga : Kaget, Logo Toyota Jadul Muncul Usai Kerok Dempul Di Pintu, Artinya Ternyata Dalem Banget
Oh ya, jangan salah kaprah dan justu menyalakan lampu hazard ya! Hal ini justru dapat membahayakan pengemudi lain.
Sebab hazard hanya digunakan saat kendaraan dalam keadaan darurat atau berhenti.
Pastikan juga lampu sein menyala.
Ketika hujan, dan akan belok, lampu ini sangat membantu pengendara lain, karena jadi mengetahui dengan baik arah mobil.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR