Otomotifnet.com - Pastinya pembaca setia OTOMOTIF sering mendengar part bernama stabilizer di mobil.
Ya, rata-rata semua mobil menggunakan komponen ini.
Terutama pada kaki-kaki bagian depan.
Fungsinya ya sesuai namanya, yaitu untuk membantu menstabilkan laju kendaraan.
Saat mobil berjalan, banyak komponen yang mengalami tekanan dan guncangan, khususnya di bagian suspensi dan kaki-kaki.
Bila hanya mengandalkan suspensi saja untuk meredam getaran dan guncangan, laju mobil masih bisa ‘liar’.
Apalagi saat melewati kontur jalan tidak rata atau ketika melakukan manuver.
Kalau Anda tidak percaya, coba saja nonaktifkan peranti ini, lalu jalankan kendaraan Anda melewati berbagai kondisi jalan dan coba pula bermanuver.
Dijamin pasti bantingannya terasa sangat tidak nyaman dan limbung kala berbelok tajam.
Komponen ini biasanya berupa batang besi panjang, yang diposisikan di bagian bawah kendaraan, atau biasa disebut stabilizer bar.
Terbuat dari campuran logam yang sangat kuat dan tahan puntiran.
Part ini terhubung ke bagian suspensi kiri dan kanan.
ADA UMUR PAKAI?
Nah, mungkin yang jadi pertanyaan di benak Anda, apakah komponen ini ada umur pakainya?
“Batang stabilizer gak pernah rusak, kecuali karena accident. Biasanya yang rusak karena umur (usia pakai, red), adalah karet bushing penyangga stabilizer dan link stabilizer-nya"
"Link stabilizer ini adalah komponen yang menyambungkan antara suspensi dengan batang stabilizer,” terang Didi Ahadi, Technical Support PT Toyota Astra Motor (TAM).
Masih kata Didi, kerusakan atau keausan pada link stabilizer ini juga dapat mempengaruhi kenyamanan berkendara.
“Kalau dilihat dari fungsinya, pastinya iya. Karena tugasnya kan menahan body supaya tidak terlalu goyang atau terlalu beda (dalam menahan guncangan, red) antara bagian kiri dan kanan,” tambahnya.
Jadi, bila Anda merasakan laju kendaraan mulai berkurang kenyamanannya, jangan hanya berpatokan pada suspensi saja.
Cek juga kondisi peranti penstabil yang satu ini. Nah, ciri-ciri bila link stabilizer mulai aus atau oblak, “Akan menimbulkan bunyi,” tukas Didi lagi.
Bunyi yang dimaksud berupa suara ‘gluduk..gluduk’ saat melewati jalan rusak atau beda ketinggian.
Buat memastikannya, Anda bisa minta bantuan bengkel untuk memeriksa kondisi joint link stabilizer-nya.
“Kalau joint link stabilzer-nya terlalu enteng diputar pakai tangan, tandanya sudah waktunya ganti.
Yang bagus itu kalau diputarnya masih seret banget,” bilang Sukandi Endah, mekanik bengkel OSS di Jl. Panjang No.8A, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Harga part ini tidak terlalu menguras isi dompet kok.
Ambil contoh untuk Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia 1.3, banderolnya berkisar Rp 350 ribuan per satuannya.
“Untuk Suzuki Ertiga tipe 1,2 dan 3, sekitar Rp 262.200/pcs,” sebut Suwandi, Service Advisor bengkel resmi Suzuki Sejahtera Buana Trada di Pulogadung, Jaktim.
Kalau mau dapat harga yang lebih ‘miring’, bisa ‘berburu’ situs jual beli online.
Tapi ya itu, Anda harus pintar-pintar memilih toko yang terpecaya, dan jangan sungkan untuk menanyakan ke penjualnya soal keaslian dan kualitas barang yang dijual. DiC / OTOMOTIF
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR