Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Ban MotoGP Diatur Tekanan Anginnya Usai Insiden Avintia Racing 2016 Silam

Irsyaad Wijaya - Minggu, 18 Agustus 2019 | 08:00 WIB
Kondisi motor Loris Baz di Sepang 2016
Speedweek.com
Kondisi motor Loris Baz di Sepang 2016

Otomotifnet.com - Semua komponen yang menempel di motor MotoGP pasti sudah diukur secara presisi.

Termasuk tekanan angin di dalam ban, yang sudah memiliki standar aman.

Setiap variasi tekanan angin tentu akan mempengaruhi performa motor saat melaju.

Sebelumnya, pemasok ban MotoGP, Michelin, membebaskan setiap tim menentukan tekanan udara dalam ban motor pembalapnya.

(Baca Juga: Swing Arm Karbon di Motor MotoGP Fantastis, Harga Satu Biji Miliaran!)

Tetapi Michelin tetap punya standar tekanan yang sebaiknya diikuti oleh setiap tim untuk alasan performa dan keselamatan pembalap itu sendiri.

Awalnya Michelin memakai standar 1,9 bar atau 27,6 psi, namun sudah diturunkan menjadi 1,5 bar atau 21,8 psi.

Pabrikan Michelin pemasok ban tunggal MotoGP
Michelin
Pabrikan Michelin pemasok ban tunggal MotoGP

Tekanan 1,5 bar atau 21,8 psi itu menjadi patokan bawah pengisian tekanan udara di ban MotoGP.

Lalu bagaimana jika kurang dari itu? Apakah performanya menjadi lebih baik?

Sepertinya pertanyaan itu terjawab dari kasus salah satu tim MotoGP, Avintia Ducati, pada 2016 lalu.

Pada tes pramusim MotoGP di Sepang 2016 silam, terjadi kecelakaan karena ban motor pembalapnya, Loris Baz, meletus.

Spekulasinya, kecelakaan terjadi karena tim mengisi tekanan udara di bawah standar Michelin.

Tim Avintia Ducati menurunkan tekanan udara sebesar 0,05 bar atau 0,725 psi, dari standar 1,5 bar atau 21,8 psi.

(Baca Juga: Motor MotoGP Perlu Ganti Empat Komponen Ini Saat Trek Menjadi Basah)

Tapi hal itu dibantah oleh berbagai pihak dan menjadi kritik panas untuk Michelin sendiri.

Setelah kecelakaan itu, MotoGP mewajibkan adanya sensor tekanan angin di dalam pelek dan ban.

Sensor tekanan angin di MotoGP
motorcyclenews.com
Sensor tekanan angin di MotoGP

Sensor itu akan mendeteksi tekanan ban yang dipakai pembalap.

Tekanan udara rendah memang akan membuat kontak ban dan aspal lebih besar.

Tapi hal itu akan mengurangi stabilitas motor dan membuat suhu ban bisa terlalu tinggi.

Dan ketika suhu terlalu tinggi, cengkeraman ban malah bisa berkurang dan itu berbahaya.

Editor : Panji Nugraha
Sumber : GridOto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa