Otomotifnet.com - Setelah ramai diberitakan gosip akan kemunculannya, akhirnya Wuling Motors Indonesia membuka tabir SUV pertamanya kepada awak media di Hotel Aston Lake Sentul, Bogor, Rabu (23/1) lalu.
Yup, Wuling Almaz yang saat di GIIAS 2018 lalu sempat dipamerkan dengan nama Wuling SUV.
Nama Almaz sendiri diambil dari Bahasa Arab yang artinya berlian.
“Berlian mengandung filosofi tough and precious atau kuat, gagah dan mewah,” bilang Dian Asmahani, Brand Manager Wuling Motors Indonesia (WMI).
(Baca Juga: Honda Super Cub C125 Enggak Murahan, Harga Komponen Fast Moving di Atas Bebek Lainnya?)
“Almaz merupakan produk ke-4 Wuling yang hadir dalam kurun waktu kurang dari dua tahun kami berkarya di Indonesia,” ujar Cindy Cai, Vice President Wuling Motors.
Nah, pasti Anda sudah tak sabar ingin tahu lebih dalam soal si ‘Berlian’ ini kan?
Kebetulan pihak WMI mengajak kami untuk merasakan performa Almaz ini di Sentul International Circuit, Bogor.
Bagaimana rasanya? Yuk, cekidot! Tim OTOMOTIF
DESAIN
Soal tampilan, bagi Anda yang sempat mengunjungi booth Wuling di ajang GIIAS 2018 lalu, pasti akan melihat kesamaannya.
Ya, sosok Wuling Almaz ini memang tampak masih sama dengan Wuling SUV yang dipajang di GIIAS 2018 lalu, yang mengambil basis dari Boujun 530.
OTOMOTIF juga sempat mengulas First Impression-nya panjang lebar saat itu.
Namun kalau dilihat lebih detail, ada beberapa perbedaan pada versi yang akan dijual di Indonesia ini.
(Baca Juga: Honda Super Cub C125 Dibanderol Fantastis, Biaya Servis Satu Tahun Pertama Ikutan Mahal?)
Pertama adalah pelek, kalau di GIIAS 2018 lalu masih pakai pelek aftermarket.
“Yang ini (Almaz, red) sama dengan yang belum lama diluncurkan di Cina. Ini versi terbarunya, sudah pakai pelek two tone alloy 17 inci,”
“Yang di GIIAS itu versi lamanya. Lalu setirnya kalau di GIIAS kan masih di kiri, maka untuk pasar Indonesia dipindah ke
kanan,” beber Dian.
Selain itu, tampilan head unit-nya juga beda, diposisikan vertikal atau memanjang ke atas, dengan lebar layar 10,4”.
Sedangkan yang dipajang di GIIAS 2018 modelnya floating head unit yang melebar ke samping.
Lalu tombol pengaturan AC juga tak terlihat lagi, “Karena pengaturan AC-nya dipidah ke dalam head unit,” jelas Danang Wiratmoko, Product Planning WMI.
Oh iya, sosok Almaz ini juga tampang sama persis dengan Chevrolet Captiva, yang pada akhir 2018 lalu diperkenalkan di sebuah pameran di kota Bogota, Kolombia.
Jangan heran, kan General Motor sebagai pemegang brand Chevrolet beraliansi dengan Wuling.
Jadi, istilahnya baik New Captiva maupun Almaz ini versi rebadge-nya dari Boujun 530 di Cina.
FITUR
Nah, ini yang jadi keunggulan dari Almaz. Fiturnya terbilang berlimpah sob!
Dari sisi eksterior bagian depan, lampu utama sudah mengusung model projector dengan pencahayaan LED.
Oh iya, jangan menyangka headlamp-nya berada paling atas di ujung gril dengan desain memanjang.
Itu justru hanya DRL, yang juga berfungsi sebagai lampu senja dan sein. Pencahayaannya juga sudah LED.
Headlamp-nya malah yang bulat di bawah DRL, yang sekilas mirip foglamp.
Sementara lampu kabutnya sendiri berbentuk memanjang di bawah headlamp, dengan sumper pencahayaan masih menggunakan bohlam halogen.
Untuk di bagian belakang, pencahayan LED juga terdapat pada high stop mount lamp di spoiler.
Lalu sudah dilengkapi parking sensor sebanyak 6 buah, 2 di depan dan 4 di belakang.
Di sisi interior, penumpang akan dimanjakan oleh Smart Multimedia 10,4” yang sudah touchscreen.
Head unit (HU) ini juga sudah dilengkapi fitur-fitur terkini, salah satunya adalah mirror link yang oleh Wuling dinamankan Wuling Link.
Untuk penghasil suara alias sound system-nya, Wuling bekerja sama dengan Infinity By Harman, lengkap dengan satu buah subwoofer di bagasi dan modul penguat suara (power amplifier).
Selain itu, HU ini juga menampilkan visual dari fitur kamera 360º, yang posisi kameranya satu di depan, dua di masing-masing spion, dan satu lagi di belakang.
Bahkan penyetelan AC dan fitur TPMS (Tire Pressure Monitoring System) bisa dilakukan lewat HU.
Belum lagi fitur panoramic sun roof, yang penyetelan buka tutupnya elektrik di plafon depan.
Lalu sudah keyless entry, keyless remote, mengoperasikan mesin cukup pakai tombol Start/Stop, penyetelan jok depan sudah elektrik.
Dilengkapi sistem Anti-Teft Alarm, Immobilzer, Seat Belt Reminder dan masih banyak lagi.
Dari segi keselamatan, Almaz dilengkapi fitur ISOFIX, Emergency Stop Signal, sistem pengereman ABS+EBD+BA, Electronic Stability Control (ESC) dengan Traction Control, Electric
Parking Brake, Hill Hold Brake, Auto Vehicle Holding, Cruise Control dan sebagainya, Mewah kan?
PERFORMA MESIN
Untuk motor penggerak, Almaz dipersenjatai mesin bensin 4 silinder segaris, DOHC 16 katup, dengan turbocharger.
Kapasitas murninya 1.451 cc. Dapur pacu ini diklaim mampu semburkan daya maksimal sebesar 140 dk di 5.300 rpm, dan torsi puncak 250 Nm di 1.600 – 3.600 rpm.
Mesin tersebut dikombinasi dengan sistem transmisi otomatis CVT (Continuous Variable Transmission), dengan pilihan mode manual 8-speed simulated.
“Perangkat turbonya hasil kerjasama dengan Honeywell, yang terkenal dengan turbo Garret-nya. Daya boost maksimal dari turbo ini mencapai 2,4 bar,”
“Sementara untuk transmisi CVT, hasil pengembangan Bosch Jerman,” terang Danang.
Masih kata Danang, mesin 1.500 cc turbo yang diusung Almaz ini dikembangkan mengikuti standar industri penerbangan.
“Standar industri penerbangan kan mesinnya harus kuat, tahan panas dan ringan. Ini berkaitan dengan material yang digunakan,”
“Jadi, tak perlu ragu akan kekuatan dan ketahanan mesinnya,” tukasnya.
RASA BERKENDARA
Soal akomodasi, memang si Berlian ini diposisikan hanya untuk mengangkut 5 penumpang.
Padahal banyak yang mengharapkan Almaz punya piilihan 7-seater juga.
“Saat ini baru tersedia satu varian saja, yaitu 5-seater dengan mesin 1.5L Turbocharger bertransmisi CVT,” papar Dian, sembari kasih tahu untuk harga baru akan diumumkan saat launching resminya dalam waktu dekat.
Namun dengan 5-seater, justru membuat ruang untuk penumpang maupun barang jadi sangat lega.
OTOMOTIF yang punya postur tubuh setinggi 179 cm, saat duduk di bangku baris belakang, masih bisa selonjoran santai.
Jarak kepala ke plafon pun terbilang masih jauh alias lapang.
Makin nyaman karena busa joknya yang berlapis kulit sintetis terasa empuk.
Tak sabar, ketika dapat giliran ngegas si Berlian sebanyak 2 lap, OTOMOTIF memutuskan mengekplorasi fitur safety-nya semaksimal mungkin.
Saat lap pertama, masuk R1 dan R2 sengaja kecepatan mobil dipanteng di 100 km/jam.
Wuiihh.. meski ground clearance-nya tinggi khas SUV, sama sekali tidak terasa ada gejala limbung atau ban melintir ketika bermanuver pada kecepatan tinggi.
Pengujian berikutnya, berlari lurus 100 km/jam, lalu injak rem sejadi-jadinya untuk ngetes sistem pengereman ABS+EBD+BA-nya.
Lagi-lagi kami yang saat itu berisi 4 penumpang, dibuat takjub.
Lari Almaz mampu diredam di bawah jarak 10 meter.
Kemudian lanjut uji berlari zig-zag pada kecepatan 60 km/jam, dengan sudut zig-zag sekitar 75º. Mantabb..!
Lari mobil tidak terasa ada gejala oversteer maupun understeer, menandakan sistem ESC dengan Traction Control-nya bekerja sangat baik.
Begitu pula ketika digas zig-zag lebar dengan kecepatan di atas 60 km/jam.
Masuk lap kedua di trek lurus Sentul, giliran menguji mode manual 8-speed pada transmisi CVT-nya.
Start dari posisi diam, langsung kick down sejadi-jadinya.
Hemm.. akselerasinya cukup responsif dan minim gejala turbo lag saat pergantian rasio puli.
Mendekati 100 meter area pengereman di ujung trek lurus, kecepatan di spidometer terbaca di angka 150 km/jam.
Menurut Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), yang sempat menjajal Almaz sebelum acara Media Test Drive berlangsung, ia mampu meraih kecepatan tertinggi 170 km/jam di trek lurus Sentul.
“Itu pun cuma sampai rasio ke-5,” akunya.
Wajar, soalnya saat OTOMOTIF kala jajal top speed tadi, dalam kabin berisi 4 penumpang dewasa yang postur gede-dede semua, hehehe..
Oh iya, saat tengah bermanuver atau melintas di jalan yang tidak rata, kami mendengar ada bunyi krekk..krekk.. di bagian dasbor, seperti material plastik dasbor bergesek sesuatu.
“Unit yang diuji di sini semuanya bisa dibilang masih prototype. Pastinya yang nanti dijual masal tidak begitu,” bilang Fanda Dritanto, Aftersales Technical Manager Wuling Motors.
Data Spesifikasi :
Dimensi (P x L x T) : 4.655 mm x 1.835 mm x 1.760 mm
Jarak Sumbu Roda : 2.750 mm
Tipe Mesin : 4 silinder segaris, DOHC, Turbocharged
Kapasitas Murni : 1.451 cc
Tenaga Maksimum : 140 dk @ 5.300 rpm
Torsi Maksimum : 250 Nm @ 1.600 – 3.600 rpm
Bahan Bakar : Bensin, minimum RON 92
Transmisi : CVT dengan simulasi 8-speed
Tipe Penggerak : Front Wheel Drive (FWD)
Tipe Kemudi : Electric Power Steering (EPS)
Rem Depan/Belakang : Disc Brake/Disc Brake
Suspensi Depan : McPerson Strut Coil Spring, Independent
Suspension
Suspensi Belakang : Multi-link Trapeziodal, Independent
Suspension
Ban Depan/Belakang : 215/60 R17
Pelek : 17” Two Tone Aluminium Alloy Wheel
Pilihan warna : Carnelian Red, Burgundy Red, Aurora Silver
(grey), Silver, Black dan White
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR