Otomotifnet.com - Akhir Agustus 2019 lalu PT Piaggio Indonesia meluncurkan versi terbaru dari skutik entry level andalannya, New Vespa LX 125 i-get.
Ubahan yang dilakukan terfokus pada penyegaran minor desain serta penambahan fitur.
Dengan sederet improvement yang dilakukan, PT Piaggio Indonesia membanderol New Vespa LX 125 i-get seharga Rp 35,8 juta on the road DKI Jakarta.
Ditawarkan dalam tiga varian warna; Blue Avio, Black Vulcano, dan Red Passione.
(Baca Juga: Nikita Mirzani Dapat Kado Pagi-pagi, Vespa LX 125 i-Get Nangkring di Garasi)
Bagaimana impresi berkendara dari varian termurah dari line up Vespa ini? Simak sampai akhir.
DESAIN
Secara desain keseluruhan tentu tidak mengalami perubahan yang berarti.
Bodi monokoknya masih mengadopsi desain LX yang pertama kali meluncur pada tahun 2005 silam.
Sebagai timeless classic desain Vespa memang tidak akan mudah basi, tapi di sisi lain Vespa seperti belum bisa move on dari desain yang diperkenalkan lebih dari satu dekade lalu.
Anyway, Vespa melakukan penyegaran pada bagian dasi atau cover klakson dengan kisi-kisi yang bentuknya mirip Primavera.
Dilanjut spion yang bentuknya juga mirip milik Prima-series.
Pada bagian dek, Vespa juga merevisi pijakan kaki penumpang yang dibuat lebih keluar.
Sebaliknya dek pengendara jadi menyempit di bagian tengahnya, tapi tidak sampai mengorbankan leg room. Secara desain juga terlihat lebih keren.
Pelek ikut terkena revisi, desain baru dengan palang lima split.
Ukurannya tetap belang 11 inci untuk depan dan 10 inci di belakang, dibalut ban 110/70-11 serta 120/70-10.
Secara keseluruhan, identitas Vespa yang klasik masih terjaga.
Tapi dengan sentuhan fitur kekinian membuatnya tampak makin elegan dan cocok untuk kawula muda.
FITUR & TEKNOLOGI
Setelah Primavera, Sprint dan GTS series, varian LX juga mendapat headlamp LED yang ditemani oleh sepasang DRL (Daytime Running Light), tapi lampu sein dan stoplamp masih menggunakan bohlam.
Lampu LED baru yang dimilikinya memiliki pancaran sinar yang melebar dan rata.
Sinarnya terang tapi lampu dekat sorotnya terlalu tinggi, mesti disetel ulang nih.
Lampu LED-nya sendiri terbagi dua hi beam di atas dan low di bawah.
Selanjutnya LX memiliki spidometer baru yang desainnya mirip dengan bawaan Prima-series. Spidometer analog dengan multifunction display (MID) digital.
Berisi fuelmeter, odometer, tripmeter A & B, dan jam. Tak ketinggalan indikator lampu-lampu dan MIL.
Spidometer baru memiliki paduan analog dan digital. Angka spidometernya mudah dibaca, satuan kilometer dengan mil per jam di bawahnya.
Layar LCD memiliki iluminasi biru, angkanya tetap dapat terlihat jelas walaupun terkena terik matahari.
Pada bagian setang ada tombol lampu, sein, starter, klakson, serta tombol mode mengganti tampilan MID.
Di boks depan terdapat USB port yang dapat digunakan untuk men-charge baterai ponsel.
Luasnya cukup untuk menaruh sarung tangan atau botol minum ukuran kecil. Oiya cara membuka boks dengan menekan rumah kunci.
Bagasi di bawah jok dapat memuat helm half atau open face.
Namun, karena tepat di atas mesin, ruang bagasi akan jadi panas saat motor digunakan.
Sebaiknya jangan menempatkan peralatan elektronik dalam jangka waktu lama di dalamnya.
Seperti biasa, Vespa juga membekali LX 125 dengan immobilizer pada kunci kontak sebagai pengaman.
RIDING POSITION & HANDLING
Kita mulai dulu dari jok dengan bentuk dan material baru.
Kontur yang lebih cekung pada bagian pengendara dapat mengakomodir bokong dengan baik.
Cukup nyaman duduk di atasnya meski busanya terasa sedikit keras.
Duduk di jok setinggi 785 mm ini, kaki test rider dengan postur 170 cm/60 kg agak jinjit saat berhenti dengan kedua kaki turun.
Namun, dapat disiasati dengan menurunkan satu kaki atau menggunakan sepatu dengan sol tebal seperti boots.
Posisi duduk santai dengan tangan menggapai setang dengan mudah.
Kaki juga dapat menapak dengan baik di dek yang memiliki leg room cukup lega untuk ukuran sepatu 43.
Hanya saja, dengan desain dek baru yang menyempit di tengah, rasanya memang lebih sempit dari sebelummnya.
Sisi handling LX 125 tetap terasa lincah, terutama saat diajak membelah kemacetan Ibu Kota, selap-selip di antara mobil yang mengantre di kemacetan jadi mudah saja.
Hanya harus selalu perhatikan spionnya yang lebih lebar dari pada setang. Rawan nyangkut!
Diajak berbelok pada kecepatan tinggi juga nurut saja.
Namun, membuat pengendara sedikit gugup terutama karena lingkar roda yang tergolong kecil (11 dan 10 inci), membuatnya terasa kurang mantap saat melibas tikungan panjang.
Tapi to be fair, skutik ini memang tidak dirancang sebagai pacuan high performance untuk mendominasi trek.
LX 125 lebih enak dibawa santai pada kecepatan menengah sembari menikmati perjalanan.
Bicara redaman suspensi, sok depan yang terpasang pada lengan tunggal dengan pegas helical terasa nyaman dalam meredam guncangan maupun melewati polisi tidur atau speedtrap.
Berbanding terbalik dengan sok belakang yang terasa keras, terutama saat rebound.
Badan jadi terguncang-guncang kala melewati jalan tak rata.
Meski begitu, peredam kejut belakang dilengkapi dengan 4 tingkat penyetelan preload yang agaknya dapat membantu mengurangi kekerasan pada suspensi.
PERFORMA
Vespa rupanya masih percaya dengan mesin 1 silinder 125 cc berteknologi i-get (Italian Green Technology).
Berkapasitas bersih 124,5 cc dan dilengkapi dengan 3 katup.
Menghasilkan daya maksimal sebesar 10,2 dk di 7.600 rpm dan torsi maksimal 10,2 Nm pada 6.000 rpm.
Penyaluran tenaganya terasa halus dan minim getaran. Suara mesin serta knalpot juga halus.
Tetapi soal performa memang tidak istimewa. Mencapai kecepatan 60 km/jam dari keadaan diam dibutuhkan waktu 8,4 detik.
Sedangkan 0 ke 100 km/jam malah hingga 31,2 detik, dan tentunya membutuhkan trek yang cukup panjang.
Top speed pada spidometer mencapai 110 km/jam sedangkan pada Racelogic hanya 101,2 km/jam.
Setidaknya deviasinya tidak terlalu banyak.
Sekali lagi, memang LX 125 lebih enak untuk dibawa riding santai dalam menemani komuter harian di kota.
Untuk data akselerasi selengkapnya simak pada tabel.
KONSUMSI BENSIN
Dibawa berkendara sehari-hari melewati berbagai macam kondisi jalan di Jakarta, New LX 125 mencatatkan angka konsumsi bensin rata-rata 38,7 km per liter.
Angka yang terbilang moderat, terlihat boros untuk skutik 125 cc, tapi perlu diingat bodinya lumayan berat.
Sebagai catatan hasil tersebut didapat dengan metode full to full menggunakan bensin RON 92. Digeber oleh rider bertangan berat yang gatal setiap lihat jalan kosong.
KESIMPULAN
Fitur serta penampilan baru meningkatkan value dari New Vespa LX 125 i-get.
Tampak lebih segar tanpa meninggalkan kesan klasik yang timeless.
Dapat menjadi pilihan untuk menemani keseharian Anda pribadi yang atraktif dan suka perhatian.
Yang perlu jadi catatan, kenyamanan dari redaman suspensi belakang memang sedikit kurang.
Data Tes:
0–60 km/jam : 8,4 detik
0–80 km/jam : 17,7 detik
0–100 km/jam : 31,2 detik
0–100 m : 8,7 detik (@60,8 km/jam)
0–201 m : 14,1 detik (@72,8 km/jam)
0–402 m : 23 detik (@88,8 km/jam)
Top Speed Racelogic : 101,2 km/jam
Top Speed Spido : 110 km/jam
Konsumsi bensin : 38,7 km/liter
Data Spesifikasi:
TIPE MESIN: 4 Langkah, 3 Katup SOHC, Berpendingin udara
SUSUNAN SILINDER: Silinder tunggal
DIAMETER X LANGKAH: 52 x 58,6 mm
VOLUME SILINDER: 124,5 cc
DAYA MAKSIMUM: 7,6 kw (10,2 dk)/7.600 rpm
TORSI MAKSIMUM: 10,2 Nm/6.000 rpm
SISTEM STARTER: Electric Starter
SISTEM BAHAN BAKAR: FI
TIPE TRANSMISI: CVT
Dimensi
P X L X T: 1935 x 690 x - mm
JARAK SUMBU RODA: 1.280 mm
TINGGI TEMPAT DUDUK: 785 mm
KAPASITAS TANGKI BENSIN: 7 L
Rangka
TIPE RANGKA: Monokok
SUSPENSI DEPAN: Lengan tunggal dengan pegas helical dan peredam kejut hidrolik tunggal dengan aksi ganda
BAN DEPAN: 110/70-11
BAN BELAKANG: 120/70-10
REM DEPAN: Single Disc 200 mm
REM BELAKANG: Tromol 110 mm
SUSPENSI BELAKANG: Peredam kejut hidrolik tunggal dengan 4 tingkat setelan kekerasan
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR