Otomotifnet.com - Melanjutkan artikel first ride pada saat peluncurannya dahulu (26/10/2019), OTOMOTIF akhirnya mendapat unit tes Cleveland Ace 400 Café meski durasi pengetesan terbatas, kurang dari tiga hari.
Oiya Cleveland Cyclewerks Indonesia sebagai APM di Indonesia, sebenarnya menawarkan Ace 400 dalam dua varian, Café dan Scrambler.
Masuk secara CKD dan dirakit di Tangerang.
Ace 400 Café dijual dengan banderol Rp 77 juta on the road DKI Jakarta.
(Baca Juga: Yamaha F1ZR Tanpa Karburator Buat Balap, Canggih dan Makin Bertenaga!)
Hadir dalam 3 warna, Dark Grey Matte, Black Gloss, dan Red Gloss.
Sebagai rival, Cleveland Ace 400 akan bertemu dengan Royal Enfield 350 series dan Benelli Imperiale 400 di pasar motor retro kelas menengah.
Dengan gaya Café Racer, sebenarnya motor ini lebih cocok untuk digunakan di kota-kota besar atau sunmori.
Namun, OTOMOTIF juga memboyong Ace 400 Café untuk perjalanan turing seru-seruan ke daerah Sukabumi, Jawa Barat.
Bagaimana performa serta rasa berkendara sebuah besutan café to café ketika dipakai di dalam kota dan turing? Simak yuk!
Desain
Mengusung embel-embel Café dalam namanya, tentu berkat Ace 400 Café yang dikaruniai desain ala motor café racer.
Dimulai dari tangki bensin berotot dengan lekukan bak besutan jadul yang disandingkan dengan jok single seat.
Oiya posisi lubang pengisian bensin cukup unik, karena terletak di sisi kanan atas tangki.
Kemudian pada bagian bawah jok terdapat side panel dengan aksen tiga lubang.
Headlamp bulat bikin kental rasa motor jadul dan berpadu manis dengan lampu LED, bahkan juga ada DRL. Memberikan kesan klasik tetapi juga terlihat modern.
Sepatbor depan yang menutupi bagian belakang roda terbuat dari logam.
Sedang sepatbor belakang imut muncul dari ujung subframe. Di bawahnya ada mudguard menempel pada swing arm memberikan proteksi maksimal dari cipratan air dan lumpur.
Mesin satu silinder milik Ace 400 memiliki dua buah exhaust manifold, jadi ada dua buah pipa knalpot yang keluar.
Terus sampai belakang ada dual silencer di kanan-kiri, membuat motor terlihat lebih padat.
Sedikit info, yang membedakan varian Café dengan Scrambler ada pada jok, setang model clip on, serta model ban yang digunakan.
Fitur & Teknologi
Fitur yang diusung Ace 400 terbilang modern meski wujudnya klasik.
Diawali dengan double disc brake pada rem depan dengan kaliper radial 4 piston.
Sedangkan rem belakang mengandalkan single disc brake satu piston.
Perangkat pengereman lengkap dengan kawalan ABS (Anti-lock Braking System) 2 channel.
Suspensi depan malah upside down dengan tabung berkelir emas tapi non-adjustable.
Suspensi belakang pakai dual shock dengan reservoir terpisah yang bisa disetel preload-nya.
Pelek pakai model jari-jari dengan lebar 2.50x17 inci dan 3.50x17 inci. Dibalut oleh ban bermerek Timsun berukuran 110/70-17 dan 130/70-17.
Lampu utama serta stoplamp menggunakan LED, sedangkan sein masih pakai bohlam biasa.
Di area dashboard terdapat dua panel instrumen. Sebelah kanan ada takometer dengan sejumlah indikator lampu, MIL, dan ABS.
Yang sebelah kiri ada spidometer dengan layar LCD kecil yang menunjukkan odometer, tripmeter A & B, dan fuelmeter.
Untuk mengubah tampilan tripmeter bisa pencet tombol kecil yang ada di belakang spidometer.
Tangki dapat menampung bensin sekitar 13,5 liter.
Riding Position & Handling
Lanjut ke riding position, jok Ace 400 Café memiliki busa yang cukup empuk meski tak terlalu tebal.
Tinggi jok 780 mm yang rupanya masih ramah bagi rider berpostur 170 cm dengan bobot 60 kg.
Saat duduk kaki tidak sampai jinjit dan dapat menapak dengan baik.
Meski ujung jok seperti buntut tawon, tetap bisa diajak berboncengan, karena tetap terbuat dari busa.
Tapi tentu mesti berpegangan erat agar tidak melorot ke belakang.
Dengan setang model clip on ala café racer, badan akan menunduk mengikuti setang yang terpasang di bawah segitiga atas.
Meski begitu, masih dalam batas toleransi karena secara keseluruhan, posisi batang setang ada di atas segitiga. Bikin badan tidak sampai rebahan di atas tangki.
Pada ujung setang terpasang spion bar end.
Meski begitu, tidak dapat dipungkiri dengan konfigurasi tersebut rasa pegal pasti hinggap saat diajak jalan jauh, seperti turing OTOMOTIF kemarin.
Dimulai dari telapak tangan yang pertama kali merasakan pegal.
Kemudian merambat ke pergelangan dan pundak.
Sedangkan leher masih tergolong aman karena posisi badan yang tidak terlampau menunduk, jadi visibilitas oke.
Rasa pegal makin parah ketika menemui kemacetan di daerah Cibadak dan sekitarnya.
Namun, posisi riding sigap ala motor sport ditambah suspensi depan upside down bikin handling terasa nikmat.
Dalam perjalanan turing ke Sukabumi, paling bahagia kalau sudah ketemu dengan jalan berliku.
Motor gampang dikontrol dan ditekuk ke arah tikungan tersebut.
Nurut sekali untuk diajak cornering. Tapi sayangnya sok belakang ganda terasa keempukan.
Ada gejala geol-geol saat diajak menikung tajam. Coba kalau lebih keras, pasti lebih oke.
Redaman suspensi keseluruhan terasa empuk kala melintas jalan beton atau menghajar speed trap dan jalan berlubang.
Dengan bobot hanya 165 kg atau setara dengan berat rata-rata sport 250 cc, bikin Ace 400 Café ringan untuk ganti posisi ke kanan dan kiri.
Hanya saja dengan setang clip on dan sok upside down membuat radius putar jadi terbatas.
Rem depan double disc dengan kaliper radial 4 piston di tiap sisi, memberikam performa pengereman yang baik, meski handel rem depan terasa dalam saat ditarik.
Tampaknya ukuran master dan kaliper kurang sesuai nih.
Beruntung ada ABS yang memastikan rem tak mengunci saat dipakai hard braking atau ketika mengerem di jalan licin.
Handel koplingnya ringan tapi masuk gigi agak susah, persnelingnya cukup keras.
Performa
Ace 400 mengusung mesin satu silinder 4 klep dengan oil & air cooled berkapasitas 397 cc.
Ukuran bore & stroke 85 x 70 mm, memiliki rasio kompresi hanya 8,8:1. Rendah banget seperti motor lama yang didesain “minum” Premium ya?
Sistem pengabutan bahan bakar sudah EFI dan lolos standar emisi Euro 4.
Seperti disinggung di bagian desain, mesin Ace 400 memiliki dua lubang exhaust manifold, mirip Suzuki Thunder 250.
Bedanya, pipa akan menyatu di tengah dan kembali terpisah di bagian belakang. Keluar menjadi dual muffler.
Tapi pada unit tes sudah dipasang knalpot aftermarket dari Cleveland, jadi tampilannya agak berbeda dan suaranya jauh lebih berisik.
Performanya cukup responsif, torsinya besar sejak putaran rendah, maksimalnya 30 Nm diraih di putaran mesin 5.600 rpm, membuatnya enteng saja dalam menghela motor dengan bobot basah 165 kg.
Buka grip gas lebih dalam dan Ace 400 Café akan melesat sampai ke redline yang berada di angka 10.000 rpm.
Sementara peak power hanya 27,8 dk yang diraih di 7.200 rpm.
Untuk mengetahui catatan akselerasinya, dites menggunakan Racelogic.
Hasilnya cukup impresif, kecepatan 0-60 km/jam ditempuh dalam waktu 3,4 detik saja. Sedangkan 0-100 km/jam tercatat 8,1 detik.
Data lengkap dapat disimak pada tabel.
Konsumsi Bensin
Konsumsi bahan bakar selama dipakai di dalam kota dan turing, dengan rute bervariasi sejauh 275 km dengan bensin RON 92, didapat rata-rata sebesar 27,5 km/liter.
Hasil tersebut didapat setelah melewati macet bubaran pabrik, gaspol ketika bertemu jalan lengang, dan sedikit blusukan lewat jalan pintas ketika pulang.
Angka itu terbilang cukup irit untuk mesin 400 cc, maklum terbilang jarang main putaran tinggi karena torsi sudah besar sejak putaran rendah.
Data Spesifikasi Cleveland Ace 400 Cafe:
Tipe Mesin 4 Langkah, SOHC 4 Katup, Pendingin Udara dan Oli
Susunan Silinder Silinder Tunggal
Diameter X Langkah 85 x 70 mm
Perbandingan Kompresi 8,8:1
Volume Silinder 397 cc
Daya Maksimum 27,8 dk (20,7 kW)/7.200 rpm
Torsi Maksimum 30 Nm/5.600 rpm
Sistem Starter Electric Starter
Sistem Pelumasan Wet Sump
Sistem Bahan Bakar Electronic Fuel Injection
Tipe Kopling Wet Multi-plate
Tipe Transmisi Manual 5 Speed
Dimensi
P X L X T 2.040 x 810 x 1.080 mm
Jarak Sumbu Roda 1.410 mm
Jarak Terendah Ke Tanah 150 mm
Tinggi Tempat Duduk 780 mm
Bobot 165 kg (kerb)
Kapasitas Tangki Bensin 13,5 L
Rangka
Tipe Rangka Cradle Frame
Suspensi Depan Upside Down
Ban Depan 110/70-17 Timsun
Ban Belakang 130/70-17 Timsun
Rem Depan Double Disc 4 piston radial kaliper + ABS
Rem Belakang Single Disc 1 piston + ABS
Suspensi Belakang Dual Shock Absorber with reservoir
Kelistrikan
Sistem Pengapian Delphi EFI Control System
Data Tes Cleveland Ace 400 Cafe:
0-60 km/jam : 3,4 Detik
0-80 km/jam : 5,2 Detik
0-100 km/jam : 8,1 Detik
0-100 m : 6,6 detik (@88,9 km/jam)
0-201 m : 10,2 Detik (@109,5 km/jam)
0-402 m : 16,3 Detik (@125,9 km/jam)
Top Speed Spidometer: 150 km/jam
Top Speed Racelogic : 141,1 km/jam
Konsumsi Bensin: 27,5 km/liter
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR