Jika sudah mengetahui perbandingan kompresi mesin, maka dapat ditentukan bahan bakar yang cocok.
“Perbandingan kompresi 7-9:1 bisa pakai RON 88 atau Premium, lalu kompresi 9-10:1 RON 90, kompresi 10-11:1 pakai RON 92, dan kompresi 11-12:1 pakai RON 95,” sahut Freddy A Gautama, owner Ultraspeed Racing (USR) di Jl. Daan Mogot Raya, KM.11, No.6, Jakbar.
Lantas apa yang terjadi jika menggunakan oktan atau RON yang tidak sesuai?
Kasus pertama jika kompresi mesin tinggi menggunakan RON di bawah yang seharusnya.
“Akan sering terjadi detonasi atau knocking akibat ada campuran bahan bakar dan udara yang nyala di tempat lain bukan di busi, kemudian bertemu dengan nyala api busi dan bertumbukan."
"Efeknya akan ada kerusakan bintik-bintik di piston, kalau sial piston bisa sampai bolong,” jelas Yus, sapaan Tri Yuswidjajanto yang juga menjadi Kelompok Keahlian Konversi Energi, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, ITB.
Kasus kedua jika rasio kompresi mesin rendah menggunakan RON yang lebih tinggi dari standarnya.
“Emisi gas buang akan tinggi, bahan bakar akan lebih boros dan tidak terbakar sempurna, dan tenaga mesin berkurang,” sambung Yus.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR