Otomotifnet.com - Suspensi merupakan bagian dari motor yang tugasnya meredam ayunan dari roda.
Sesuai nama aslinya shock absorber atau peredam kejut, efeknya membuat pengendara merasa lebih nyaman dan motor mudah dikendalikan.
Di suspensi ada per yang tugasnya menahan beban. Dan per ini ada beberapa tipe dengan tingkat kekerasan yang berbeda.
Ada 2 jenis per seperti diterangkan oleh Eddy Saputra, Direktur PT. Sena Autopart Indonesia distributor resmi Ohlins di Indonesia, “Ada yang linear dan progresif,” terangnya.
Apa bedanya?
Baca Juga: Kawasaki Ninja 250 Bisa Punya Riding Mode, Modal Sejuta, Gak Kalah dari CBR250RR
Linear
Per jenis ini yang punya satu tingkat kekerasan atau constan rate, jadi dari ujung ke ujung jarak kerenggangan per sama.
“Fungsinya lebih untuk yang menuntut performa, seperti di balap,” terang Eddy.
Mengapa di balap pakai yang linear? “Supaya feeling yang dirasakan pebalap juga jadi linear,” imbuh Yohanes Martono, Product Engineer PT. Showa Indonesia Mfg.
Progresif
Tipe kedua adalah progresif, cirinya per punya kerenggangan yang bertingkat dari atas sampai bawah.
Ada yang 2 tingkat kekerasan seperti yang umumnya dipakai motor massal, ada pula yang 3 tingkat (triple rate spring) seperti yang dipakai di All New Honda PCX 150 atau Bajaj Pulsar 135LS.
Menurut Eddy, per tipe progresif ini didesain untuk penggunaan di jalan raya yang tak rata demi menciptakan kenyamanan.
“Pada tipe progresif proses penyerapan ayunan akan bertahap, mulai dari yang paling rapat baru kemudian bawahnya yang lebih renggang,” papar pria yang berkantor di kawasan Cikini, Jakpus ini.
Bahkan untuk yang triple spring rate seperti di PCX 150, didesain untuk 3 kondisi.
Rate pertama menahan ketika pengendara sendirian, yang rate kedua saat berboncengan.
“Dan rate ketiga untuk menahan ketika berboncengan dan melewati jalan tak rata, jadi di semua kondisi jalan tetap nyaman,” tegas Endro Sutarno, Technical Service Division PT. Astra Honda Motor.
Oh gitu!
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR