Masuk urusan bodi, lantaran konsepnya mobil kargo, maka kaca belakang samping ditutup dengan plat 0,9 mm. Jadinya blind van.
Agar berkesan oldskool, sekujur bodi dilabur dua warna dan dua finishing, coklat tua (glossy/mengkilat) dan krem (finishing doff/flat).
Beberapa panel bodinya dibuatkan aksen freehand pinstriping dan lettering.
Di bagian kabin belakang, lemari asli tempat menaruh obat dan peralatan medis dilepas, “Yang sisa hanya wastafel dan itu masih berfungsi dengan baik,” jelas Didit lagi.
Efek dari penurunan bodi yang drastis, maka ada penyesuaian di posisi duduk dan setir.
“Jok depan dipangkas rangka dan busanya supaya kepala tidak mentok ke atap, batang setir juga dipotong 12 cm agar menyesuaikan,” katanya lagi.
Agar dipakai nyaman di Ibukota, serangkaian modifikasi pada mesin dilakukan.
Mesin asli berkapasitas 1.300 cc diganti mesin Toyota Kijang 7K karburator 1.800 cc, tak tanggung-tanggung, dipilih yang transmisinya otomatis.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR