Otomotifnet.com - Honda Gold Wing memang bukan motor yang baru banget, masuk Indonesia di 2018 lalu.
Kehadirannya cukup fenomenal, karena walaupun harga lebih dari Rp 1 miliar, sudah terjual lebih dari 20 unit.
Banderolnya sekarang Rp 1.071.199.000 on the road Jakarta.
Akibat keterbatasan pasokan dari Jepang, wajar jika unit yang masuk diutamakan untuk para penginden.
Baca Juga: Kawasaki Ninja H2R, Moge Bertenaga 310 DK, Jambakannya Maut!
Makanya unit tes baru ada di 2020 ini, yang disediakan dealer Astra Motor BSD.
Jadi kalau ada yang penasaran mau coba, sambangi saja dealer Honda termegah yang ada di Pagedangan, Tangerang, Banten.
“Silakan datang saja,” ujar Adrian Suriantio, Big Bike Manager Astra Motor BSD.
Bagi yang jauh dari BSD atau belum biasa bawa big bike tapi ingin tahu gambaran menunggangi motor 1.833 cc dengan berat 380 kg, baca terus sampai tuntas ulasan test ride Gold Wing yang dilakukan untuk penggunaan harian dan turing dari Tangerang Selatan ke Waduk Cirata, Purwakarta, Jabar lewat Puncak kemudian pulangnya via Jonggol.
Riding Position & Handling
Sebagai sebuah cruiser big bike yang didesain untuk perjalanan jauh, naik Gold Wing memang sangat nyaman.
Itu didapat dari posisi duduk santai, dengan setang lebar tapi tak terlalu tinggi, dipadu jok lebar dengan busa empuk dan footstep posisinya cukup ke depan.
Oiya dengan tinggi jok cuma 745 mm, walaupun permukaannya lebar sehingga kaki mesti mengangkang saat turun, namun buat yang berpostur sekitar 170 cm kedua kaki masih bisa menapak.
Ketika riding, dengan bobot mencapai 380 kg, lalu punya panjang lebih dari 2,5 m, tepatnya 2.579 mm, lalu lebarnya hampir 1 meter, tepatnya 905 mm, mengendalikan Gold Wing memang beda dengan big bike biasa apalagi motor kecil.
Yang paling utama tentu tak bisa sembrono selap-selip di lalu lintas padat, bisa-bisa boks kanan kiri nyangkut.
Kemudian karena berat, untuk berbelok jadi harus main badan untuk membantu keseimbangan.
Tapi jika sudah menguasai, bobot beratnya justru memberikan kesan mantap, bahkan dengan mudahnya berbelok rebah hingga ujung footstep menggasak aspal.
Apalagi mesinnya boxer yang memberikan center of gravity rendah, sehingga keseimbangan jadi terasa lebih baik.
Yang repot justru ketika jalan pelan dan harus putar balik, apalagi di jalan tak rata.
Hal ini perlu usaha ekstra dalam menjaga keseimbangan agar tidak jatuh konyol.
Kenikmatan berkendara pakai Gold Wing juga didukung suspensi yang empuk, terutama depan yang pakai tipe double wishbone.
Setangnya tak langsung terhubung dengan suspensi, pakai tie rod mirip mobil, efeknya guncangan terasa minim.
Bagian belakang pakai pro-arm dengan suspensi tunggal berkonstruksi pro-link.
Preload bisa diatur sesuai beban secara elektronik, sayangnya rebound cenderung terlalu cepat, sehingga ketika melibas jalan bumpy bagian belakang motor terasa mengayun dan liar.
Performa
Gold Wing dibekali mesin yang kapasitasnya tak kalah dengan mobil LMPV, 1.833 cc berkonfigurasi 6 silinder boxer Uni-cam 24 katup berpendingin cairan.
Tenaga maksimal mencapai 124,6 dk di 5.500 rpm dan torsi 170 Nm di 4.500 rpm.
Dengan tenaga dan torsi besar yang diraih di putaran cukup rendah, mesinnya sangat rileks.
Saat jalan santai bahkan tak perlu lebih dari 2.000 rpm. Hal itu tentu karena didukung transmisi pintar DCT (Dual Clutch Transmission) 7 percepatan.
Yang mana pindah giginya halus tanpa jeda dan perpindahannya mengikuti Riding Mode yang dipilih.
Riding Mode Gold Wing ini ada 4 pilihan; Tour, Sport, Econ dan Rain.
Keempatnya beda karakter. Yang Tour cenderung natural, respons mesin sesuai bukaan gas, perpindahan gigi pun sesuai kecepatan.
Yang Sport karakternya sesuai namanya, respons mesin agresif, proses perpindangan gigi selalu ditahan di putaran tinggi. Makanya engine brake pun akan lebih kuat.
Pakai Econ respons mesin masih cukup baik, tapi dikondisikan untuk hemat bahan bakar, sehingga putaran mesin selalu diusahakan rendah dengan secepatnya pindah ke gigi tinggi.
Jalan pelan saja bisa tiba-tiba sudah gigi 6 bahkan 7.
Sementara pakai Rain respons mesin jadi kalem, cenderung smooth sehingga berkendara di kondisi hujan jadi lebih aman.
Mengganti Riding Mode tadi pakai tuas Mode yang ada di panel sakelar di setang kanan bagian depan.
Mode yang dipilih akan muncul di layar spido di bawah takometer.
Jika enggan pasrah dengan hasil olahan otak motor, pindah gigi juga bisa dilakukan secara manual.
Tinggal pindahkan DCT ke M, tombolnya di setang kanan, lalu naik dan turun gigi pakai tombol di setang kiri.
Keunggulan lain dari mesin Gold Wing adalah getaran yang sangat minim, dan panas mesin terasa minim, karena pembuangan panas dari radiator dibuang ke samping.
Hawa panas dari silinder pun hanya sedikit terasa di area bawah lutut, bagian paha tetap dingin, beda dengan big bike mesin tegak yang biasanya serasa dipanggang.
Oiya ada yang penasaran jika dites akselerasinya seberapa cepat Gold Wing melesat?
Ternyata walaupun bongsor dan berat, masih tergolong gesit.
Ambil contoh 0-100 km/jam cuma butuh waktu 4,7 detik! Lalu 0-201 meter 8,4 detik.
Saat pengetesan tentu pakai Riding Mode Sport.
Hasil lengkapnya bisa dibaca di tabel.
Fitur & Teknologi
Beragam fitur disematkan Honda di Gold Wing untuk menambah kenyamanan saat turing.
Dari yang paling terpakai tentu adanya 3 buah boks dengan kapasitas maksimal 27 kg.
Ditambah pula ada konsol kecil di atas dan sisi kanan tangki, totalnya jadi bisa muat bawaan 32 kg.
Yang menunjang kenyamanan ada windshield elektrik, bisa naik turun cukup tekan tombol di panel sakelar kiri.
Ada pula pemanas handgrip dan jok, pas buat dinyalakan saat turing ke tempat dingin, misal jika ke Bromo.
Lalu biar enggak bosan, Gold Wing juga dilengkapi audio dengan dibekali sofware Apple Carplay dan radio.
Speakernya ada 4, 2 di depan dan 2 di belakang. Pengaturannya bisa lewat tombol di panel sakelar setang kiri atau yang di atas tangki.
Penunjang kenyamanan turing berikutnya ada Cruise Control, jadi tak perlu tahan gas saat melibas jalan lurus panjang.
Ada pula Hill Start Assist, ketika berhenti di tanjakan dan akan kembali jalan, jadi tak perlu menahan rem.
Untuk penunjang keselamatan, Gold Wing punya fitur electronic C-ABS yang mengawal rem cakram ganda 320 mm di depan yang dijepit kaliper 4 piston, sedang belakang cakram tunggal 316 mm dijepit kaliper 3 piston.
Ada pula fitur yang memudahkan saat parkir, yaitu gigi khusus untuk Walking Mode, sehingga motor bisa maju mundur tanpa perlu didorong hanya dengan menekan tombol, yang tenaganya dari mesin.
Dan seperti skutik Honda, Gold Wing juga punya ISS (Idle Stop System) yang bisa aktifkan dan dimatikan.
Audio dan segala info fitur di atas ditampilan di panel instrumen yang cukup besar kombinasi analog dan digital. yang mana ada pula info suhu udara, range, elapsed time, konsumsi bensin rata-rata & real time.
Sisanya ada fitur lampu LED, sorot lampu utamanya terang dan fokus.
Dan seperti motor masa kini, Gold Wing tentu sudah pakai keyless.
Menyalakan kelistrikan tinggal putar kenop. Membuka bagasi pun tinggal pencet tombol.
Konsumsi Bensin
Pemilik Gold Wing tentu tak terlalu memikirkan konsumsi bensin, karena pasti dari kalangan ekonomi atas.
Tapi seberapa jauh sih jarak yang bisa ditempuh dengan sekali isi?
Dengan hasil rata-rata konsumsi bensin saat pengetesan sebesar 16,8 km/liter, sementara kapasitas tangkinya 21 liter, maka sekali isi bisa menempuh jarak sekitar 352,8 km.
Jadi dari Jakarta ke Pemalang, Jateng lewat Pantura tak perlu isi ulang.
Data tes Honda Gold Wing:
0-60 km/jam: 2,2 detik
0-80 km/jam: 3,3 detik
0-100 km/jam: 4,7 detik
0-100 m: 5,6 detik (@112,1 km/jam)
0-201 m: 8,4 detik (@145,8 km/jam)
0-402 m: 13 detik (@152,6 km/jam)
Konsumsi bensin: 16,8 km/liter
Data spesifikasi Honda Gold Wing:
P x L x T: 2.579 x 905 x 1.432 mm
Kapasitas tangki: 21 liter
Jarak terendah: 129 mm
Berat basah: 380 kg
Tinggi jok: 745 mm
Jarak sumbu roda: 1.698 mm
Tipe mesin: Boxer 6 silinder
Kapasitas: 1.833 cc
Pendinginan: cairan
Suplai bensin: injeksi PGM-FI
Bore x stroke: 73 x 73 mm
Rasio kompresi: 10,5:1
Tenaga maksimal: 124,6 dk (92,9 kW)/5.500 rpm
Torsi maksimal: 170 Nm/4.500 rpm
Transmisi: 7 speed otomatis DCT + mundur dan mode berjalan
Sistem starter: elektrik
Sistem kopling: basah, pelat majemuk dengan per pendorong
Kapasitas oli: 4,4 liter (penggantian periodik)
Tipe sasis: berlian twin tube aluminium
Ban depan: 130/70R18 M/C 63H
Ban belakang: 200/55R16 M/C 77H
Rem depan: hidrolik, ganda 320 mm
Rem belakang: hidrolik, tunggal 316 mm
Sistem rem: ABS
Suspensi depan: double wishbone, jarak main 4,3 inci
Suspensi belakang: Pro arm lengan tunggal dengan Pro-Link dan dikontrol komputer
Tipe pengapian: full transisiterized
Aki: 12V-20 Ah, MF-Wet
Tipe busi: NGK CR6HSB-9
Lampu utama: Hi 14,2 W x 2, Low 22,8 W x 2 (LED)
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR