Otomotifnet.com - Tiap transmisi matik yang dibuat produsen memiliki spesifikasi oli masing-masing.
Selain bertugas melumasi komponen transmsi, juga berguna untuk meredam panas dari gesekan dan mesin.
Panas oli transmisi yang ideal menurut pabrikan berkisar 70-90 derajat celcius.
Temperatur yang terjaga itu membuat kerja setiap komponen berlangsung normal dan mobil akan terhindar dari masalah.
Baca Juga: KIA Sonet Pakai Transmisi iMT, Manual Tanpa Pedal Kopling, Begini Cara Kerjanya
Namun, overheat pada oli tansmisi matik bisa saja terjadi karena suatu hal seperti pendinginan yang tidak maksimal.
"Oli transmisi matik yang bersirkulasi itu dijaga suhunya agar tidak menyebabkan overheat," buka Bambang Supriyadi, Technical Service Division, Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
"Bila sampai terjadi overheat maka kemungkinan ada kerusakan yang bisa terjadi," tambahnya.
Sebagai contoh pada mobil Daihatsu yang menggunakan jenis transmisi hydraulic automatic transmission.
Paling terkena dampak akibat oli transmisi matik overheat adalah disc dan flange atau lebih dikenal dengan kampas kopling.
Kampas kopling yang saling bergesekan ini tidak terlumasi dengan baik sehingga menyebabkan kerusakan parah.
"Disc dan flange ini berada di dalam planetary gear unit dan saling bergesekan ketika bekerja," sebutnya.
Demikian juga dengan komponen gir yang saling bergesekan seperti pada komponen planetary carrier.
Baca Juga: Banyaknya Kasus Kecelakaan Mobil Matik, Kata Daihatsu Karena Hal Ini!
Di dalam komponen tersebut ada long planetary gear, short planetary gear dan juga front sun gear.
"Ketika oli lebih dari 90 derajat maka komponen tersebut tidak terlumasi dengan baik, efeknya gir bisa rusak," tutup Bambang.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR