Otomotifnet.com - Pada suatu sore di pertengahan Juli 2018 silam, tiba-tiba ada pesan WhatsApp masuk, menawarkan sebuah big skutik untuk dites.
“Mas ada motor TMAX DX, mau pinjam gak buat di-review,” begitu pesan singkat dari salah satu corporate communication PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing kala itu.
Dan tentu saja langsung dijawab, “Mau banget!”.
Sulit untuk menolak ngegas motor yang didatangkan secara CBU dari Jepang, yang saat ini, di Oktober 2020 dibanderol Rp 319 juta (OTR Jakarta), hampir sama dengan harga Toyota Innova Reborn baru!
Baca Juga: Kymco X-Town Dipakai Sehari-Hari, Skutik Besar Tapi Tetap Lincah
Bagaimana impresinya? Ketika itu dipakai untuk aktivitas harian seputaran Jakarta dan sekitarnya, juga turing ke Ciletuh, Sukabumi, Jabar.
Total jarak yang ditempuh selama 9 hari (23-31/7) 804 km. Bagaimana hasilnya? Yuk simak!
Fitur & Teknologi
Pertama bersentuhan dengan TMAX DX ketika mengambil unitnya di kantor pusat Yamaha di Pulogadung, Jaktim, langsung terkesima dengan fitur yang diusung.
Mulai dari smartkey atau keyless yang diusung, kalau anak kunci yang tinggal disakuin sih biasa saja, walaupun tetap ada beda, karena di dalamnya juga tersimpan kunci cadangan seperti smartkey mobil, yang bisa dipakai untuk membuka jok saat aki ngedrop.
Nah yang istimewa justru cara menyalakannya, yang beda banget dengan keyless skutik lain misal Aerox atau XMAX.
Karena enggak ada kenop kunci yang mirip putaran kompor. Lalu gimana caranya? Setelah diamati ternyata tombol ON menyatu dengan starter.
Jadi asal anak kunci ON dan dekat motor, pencet tombol starter sekali maka akan masuk posisi stand by, spidometer menyala dan sayup-sayup muncul bunyi pompa bensin.
Untuk menyalakan tinggal tarik rem dan pencet lagi tombol starter sekali lagi, maka brum... mesin pun menyala.
Lalu bagaimana caranya mematikan? Nah di setang bagian tengah tapi sisi kanan, ada tombol dengan tulisan OFF/LOCK.
Pencet sekali maka mesin mati, dan jika ditekan lagi dan posisi setang belok mentok maka setang terkunci.
Sedang untuk membuka kunci setang, caranya tinggal pencet tombol ON yang menyatu starter tadi.
Kemudian jika dilihat di sisi tengah setang bagian kiri, terdapat tombol dengan logo P dan gembok terbuka. Untuk apa?
Nah yang itu untuk membuka pengunci konsol yang ada di bawah setang kanan, juga tombol pembuka bensin dan bagasi.
Tombolnya ada di depan jok. Penguncinya akan otomatis kembali mengunci jika didiamkan beberapa detik.
Balik lagi lihat setangnya, konsentrasi di sisi kiri yang tombolnya banyak banget.
Paling mencolok ada tombol cruise control! Yup seperti di touring big bike atau di mobil.
Cruise control bisa diaktifkan ketika kecepatan di atas 44 km/jam, cocok banget untuk menikmati jalan lurus panjang seperti di beberapa pinggir pantai Ciletuh tanpa perlu menahan gas.
Lalu ada tombol MENU di sisi depan, ini untuk memilih beberapa menu yang tersaji di MID yang berada di tengah spidometernya.
Menu pertama ada lambang windshield dengan anak panah naik turun.
Yup TMAX DX pelindung anginnya bisa naik turun dengan cukup menekan tombol yang juga ada di setang kiri sisi atas. Jika ingin bebas dari angin, tinggal dinaikkan.
Pencet lagi logo MENU, maka muncul lambang heater atau pemanas handgrip, mengaktifkannya tekan tombol naik.
Ada 3 tingkat yang bisa dipilih. Fitur ini kepakai banget ketika membelah Sukabumi di malam hari dengan suhu udara 24° C saja.
Menu berikutnya pemanas jok, yang juga persis pemanas grip punya 3 tingkat dan diaktifkan dengan menekan tombol naik, dan kalau mau mematikan tinggal turunkan.
Pas deh buat menghangatkan dinginnya malam.
Ada satu lagi menunya, yaitu huruf i atau information. Pada posisi ini jika ditekan naik turun akan berganti-ganti infonya, dari odometer, tripmeter 1 dan 2, current fuel consumption dan everage juga ada suhu udara.
Kemudian jika tombol MENU ditekan lama, maka masuk ke berbagai setingan seperti mengaktifkan atau mematikan traction control, satuan konsumsi bensin, seting jam dan lainnya.
Selain berbagai menu itu, di dalam MID juga disajikan infomasi jam, fuelmeter, suhu mesin dan satu lagi ada D mode.
Ada 2 pilihan yaitu T mode dan S mode, memilihnya dengan tombol di setang kanan. Beda keduanya dibahas di bagian performa.
Lalu di sisi kiri ada spidometer yang angkanya mentok 180 km/jam khas kendaraan JDM, lalu ada pula info lampu jauh dan fitur safety yaitu traction control (TCS) dan cruise control, sedang di kanan ada takometer dan info keyless dan ABS.
Fitur lainnya? Akomodasi utama ada bagasi yang bisa muat sebuah helm, cukup kecil sih untuk sebuah skutik yang bongsor banget, bahkan kalah besar dari bagasi XMAX.
Membukanya dengan menekan tombol di depan jok setelah pengunci dibuka.
Tempat penyimpanan lain ada konsol yang di dalamnya juga terdapat power outlet 12 volt.
Kalau dilihat bagian kaki-kakinya, tampak TMAX DX ini pakai suspensi depan upside down yang terlihat sporti, apalagi dikawal dual disc brake 267 mm dengan kaliper model radial 4 piston di tiap sisi.
Sementara belakang pakai monosok dengan link dan posisinya horisontal di bawah. Remnya single disc brake 282 mm dengan kaliper satu piston.
Dan terdapat juga kaliper rem tangan, yang tuasnya ada di setang kiri.
Fitur terakhir yang istimewa lampu utamanya, sudah LED dan pancaran sinarnya terang banget!
Menyusuri jalur Cikidang sampai Ciletuh di malam hari yang tak ada lampu penerangan jalan pun jadi tetap pede.
Riding Position & Handling
Dengan panjang mencapai 2.200 mm atau 2,2 meter, lebar 765 mm, tinggi 1.420-1.555 mm ukurannya memang bongsor banget, apalagi bobotnya 216 kg.
Untuk nyemplak ke joknya pun jadi susah melangkahi jok, lebih mudah jika kaki menyamping lewat dek layaknya cara perempuan naik motor.
Begitu duduk langsung terasa joknya begitu lebar dan empuk banget!
Cuma kedua kaki harus jinjit, karena kendati tinggi jok cuma 800 mm, tapi paha mengangkang banget, padahal tinggi badan tester 173 cm dengan bobot 65 kg.
Jadi kalau di bawah 170 cm, pasti kesusahan.
Lanjut naik dan jalan, tampaknya segitiga berkendara antara jok, dek dan setang diseting untuk postur bule dengan tinggi di atas 175 cm.
Mengapa? Karena jika posisi duduk dimentokin punuk jok, posisi setang jadi terasa jauh banget.
Setangnya cukup lebar dan tak terlalu tinggi, jadi lengan lurus, efeknya saat membelokkan setang badan harus ikut main.
Begitu juga deknya, saat ke posisi selonjoran lutut benar-benar bisa hampir lurus.
Nah kalau kaki ke dek yang datar, cuma bisa satu posisi, tidak bisa maju mundur layaknya NMAX.
Begitu jalan, bobotnya yang berat membuat terasa mantap, diam banget di trek lurus di kecepatan tinggi sekalipun.
Hanya saja dengan posisi duduk yang tinggi, sedikit mengurangi rasa pede saat melibas tikungan.
Apalagi ternyata setingan suspensi belakang dumping/rebound terlalu cepat, jadi pantat terasa agak liar ketika di jalan bumpy.
Untung ada setelannya, tinggal ambil obeng minus di toolbox, keraskan sedikit maka pantat jadi lebih diam, menikung pun jadi lebih nyaman.
Sementara itu suspensi depan yang upside down redamannya pas, masih nyaman tapi tidak mengayun dan minim bottoming.
Kedua bannya pun punya grip pun cukup baik, menikung sampai ujung standar tengah menggasak aspal di jalur Cikidang tetap ngegrip.
Beda cerita ketika riding daerah Cibadak atau di Jakarta yang jalannya padat, bawa TMAX DX sih harus sabar karena enggak bisa selap-selip layaknya skutik kecil karena ukurannya dan radius putar yang besar.
Performa
Mesin yang dipakai 530 cc 2 silinder segaris DOHC 8 katup berpendingin cairan dengan suara knalpot khas sayup-sayup merdu.
Punya bore x stroke 68 x 73 mm dengan transmisi CVT di sisi kanan dengan penyaluran ke roda pakai belt di kiri.
Hasilnya respon lebih halus dan ketika digas tidak mengayun-ngayun layaknya skutik biasa, yang CVT juga jadi lengan ayun menghubungkan roda.
Seperti disinggung di bagian fitur dan teknologi, TMAX DX punya D mode dengan pilihan T dan S.
Pada posisi T mode, respon yang diberikan terasa lambat dan lembut banget, jarum takometer untuk bisa ke 4.500 rpm seakan susah. Mode ini cocok buat rider pemula atau ketika berkendara di jalan basah.
Beda cerita jika pilih S (sport) mode, langsung jadi responsif banget!
Bahkan bisa dibilang respon mesin melebihi besarnya bukaan gas, putaran mesin gampang banget menuju putaran tinggi untuk memuntahkan tenaga maksimal yang mencapai 45,3 dk di 6.750 rpm dan torsi 53 Nm di 5.250 rpm.
Karakternya cocok banget buat yang agresif, sekali betot langsung ngacir, gampang banget buat nyalip atau lepas dari tikungan.
Dan kalau sudah terbiasa dengan S mode, rasanya langsung malas pakai yang T mode.
Kalau bicara akselerasi yang dites pakai Racelogic, ternyata TMAX DX jauh lebih responsif dibanding TMAX versi lama yang juga pernah dites OTOMOTIF.
Contoh untuk meraih 0-100 km/jam DX cuma butuh waktu 6,8 detik saja! Yang lama padahal 8 detik.
Sedang 0-201 meter DX 9,8 detik, versi lawas 10,4 detik. Signifikan banget bedanya!
Sementara itu top speed di spidometer mentok 160 km/jam, beda tipis dengan yang tertera di Racelogic 155,8 km/jam alias deviasi spidometernya cuma 2,7%.
Dan karena cepatnya akselerasi, angka itu diraih di trek kurang dari 1 km! Untuk data lengkap bisa dilihat di tabel.
Konsumsi Bensin
Dipakai untuk jalan harian dan turing dengan total jarak 804 km pakai Pertamax, konsumsi bensin rata-ratanya ternyata mencapai 23,6 km/liter.
Cukup efisien untuk ukuran motor 530 cc dengan transmisi CVT, karena lebih irit dari Yamaha YZF-R25 yang kisaran 22,7 km/liter.
Oiya Yamaha TMAX DX ini hanya dijual di dealer tertentu, yaitu khusus di dealer CBU.Di mana saja? Berikut daftarnya:
1. Mekar Motor: FSS Jakarta, Cempaka Putih, Jakpus. 021-4215888
2. Bisma Motor: FSS Bali, Denpasar, Bali. 0361-222825/0361-238800
3. STSJ (Surya Timur Sakti Jatim): Yamaha Sentral Surabaya. 031-5484706/031-5312121
4. Alfa Scorpii: Yamaha Sentral Medan. 061-4530935/061-4523090
5. Suraco Jaya: Yamaha Sentral Makasar. 0411-450409/0411-434215
6. Akai Jaya: Yamaha Sentral Palu. 0451-424178/0451-424176
Data tes Yamaha TMAX DX:
0-60 km/j: 3 detik
0-80 km/j: 4,6 detik
0-100 km/j: 6,8 detik
0-100 m: 6,3 detik (@95,8 km/j)
0-201 m: 9,8 detik (@120,1 km/j)
0-402 m: 15,3 detik (@138,4 km/j)
Top speed di spidometer: 160 km/j
Top speed di Racelogic: 155,8 km/j
Konsumsi bensin: 23,6 km/liter
Data spesifikasi Yamaha TMAX DX:
Tipe mesin: Forward-inclined parallel 2-cylinder, 4-stroke, liquid-cooled, DOHC, 4-valves
Kapasitas mesin: 530 cc
Bore x Stroke: 68,0 mm x 73,0 mm
Rasio kompresi: 10,9:1
Tenaga maksimal: 45,3 dk (33,8 kW)@6.750 rpm
Torsi maksimal: 53,0 Nm @5.250 rpm
Fuel System: Fuel Injection
P x L x T: 2.200 x 765 x 1.420–1.555 mm (Adjustable Windscreen)
Tinggi jok: 800 mm
Jarak sumbu roda: 1.575 mm
Jarak terendah: 125 mm
Bobot basah: 216 kg
Kapasitas tangki: 15 L
Suspensi depan: Telescopic Forks
Jarak main: 120 mm
Suspensi belakang: Swing arm
Jarak main: 117 mm
Rem depan: Hydraulic dual disc, Ø 267 mm
Rem belakang: Hydraulic single disc, Ø 282 mm
Ban depan: 120/70-15
Ban belakang: 160/60-15
Sistem pengapian: TCI
Sistem starter: Electric
Sistem transmisi: V-Belt Automatic
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR