Otomotifnet.com - Beberapa mobil bertransmisi matik, dibekali mode manual yang sering dikenal tiptronic.
Menawarkan sensasi pindah gigi secara manual di transmisi matik.
Tapi ternyata, mode manual yang terlalu sering dipakai bisa mendatangkan dua penyakit ke transmisi mobil matik.
Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis, Worner Matic menjabarkan dua masalah utama yang bisa terjadi.
Baca Juga: Mobil Matik Honda, Jadwal Ganti Oli Transmisi Tiap Berapa Kilometer?
1. Umur Girboks Transmisi Otomatis Jadi Pendek
"Saat pakai mode manual akan terjadi penumpukan torsi di dalam girboks," ujar Hermas.
"Karena perpindahan gigi bisa dilakukan dalam putaran mesin tinggi dengan torsi puncak," terusnya.
Penumpukan torsi ini akan membebani kerja komponen mekanikal girboks dari tekanan berlebih.
Di sisi lain, kekuatan komponen tersebut memiliki batas toleransi menahan beban tekanan.
"Keausan lebih cepat, perpindahan gigi mudah selip bahkan terasa jedug atau nyangkut," papar Hermas.
2. Transmisi Otomatis Gampang Overheat
Untuk mendapatkan torsi maksimal dari mode manual, oli transmisi menciptakan tekanan yang lebih besar.
"Efeknya suhu oli transmisi jadi lebih tinggi saat pakai mode manual," jelas Hermas.
"Karena tekanan diperlukan untuk menggerakkan komponen girboks dan melumasi gesekan kampas kopling yang lebih tinggi," sambungnya.
Girboks transmisi otomatis yang gampang overheat juga memperpendek usia pakai oli transmisi.
"Oli transmisi seharusnya usia pakai long life malah jadi lebih cepat jenuh," sebut Hermas.
"Apalagi kalau sampai lupa ganti, bisa rontok girboks karena tidak ada pelumasan," tegasnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR