Berdasar perhitungannya, saat itu kerugian yang dialami mencapai sekitar Rp 200 juta. Dikalkulasi dengan nilai saat ini, berbeda 5-6 kali.
Bangkit dari kebakaran tersebut, Ferry pindah ke PMK sampai saat ini. Menempati blok A no 36.
Baca Juga: Wuling Cortez Street Racing, Kabin Menyesuaikan, Jok Ketiga Dicopot
Belum usai dengan itu, muncul lagi kerusuhan pada Mei 1998. Sehingga dirinya harus pintar-pintar mengatur dagangannya.
Modal
Saat awal 1980-an hingga pertengahan 2000-an, cukup banyak pesaingnya yang juga berkutat dengan hal serupa.
Namun seiring perjalanan, cukup banyak yang akhirnya beralih ke yang lain.
Tentu tidak mudah bagi Ferry tetap berdagang barang-barang berbau kompetisi otomotif tersebut. Karena ‘pasar’nya yang lebih kecil dibanding aksesori mobil.
Baca Juga: Harga Kijang Innova Reborn Seken, Tipe Bensin Menarik, Mulai Rp 190 Jutaan
“Kenapa enggak pindah? Dagang audio misalnya. Karena kalau pindah, berarti akan mulai dari nol lagi. Membangun lagi, cari sumber-sumber lagi,”
“Selain itu, konsumen juga baru. Konsumen lama gue, pasti juga akan kebingungan. Makanya, gue bertahan di dagang ini,” komentar Ferry yang punya koneksi langsung ke pembalap-pembalap nasional ini.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR