Otomotifnet.com - Ayong Jeo dikenal sebagai sesepuh in car entertainment (ICE) Indonesia.
Sosoknya kini dikenal sebagai pengusaha audio mobil yang sukses, dengan membesarkan nama PT Kramat Motor sebagai induk usahanya.
Kisahnya bermula di Proyek Senen, Jakarta. Embrio kesuksesan Ayong Jeo diawali dengan membuka kios kecil di Blok 3 Proyek Senen pada tahun 80-an.
Kemudian, usaha Ayong Jeo di ranah audio mobil menggurita. Kisah hidup dan lika-liku bisnisnya bisa dibilang sama panjangnya dengan sejarah ICE di negeri ini.
Prinsip yang patut diteladani darinya adalah etos kerja, inovasi, serta pelayanan konsumen menjadi kunci suksesnya.
Baca Juga: Ayong Jeo Siap Pimpin Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (Gatomi)
Pria kelahiran Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ini awalnya merupakan teknisi servis audio mobil.
Keahliannya mengutak-atik audio mobil didapatnya dari sang kakak yang lebih dahulu merantau ke Jakarta.
Berbekal dari situ, Ayong muda mencoba bersolo karir. Sayang Proyek Senen terbakar. Untungnya semangat Ayong enggak padam. Ia lantas memulai babak baru lewat kongsi dengan Sofyan, Kian John hingga Eric Limanto.
Produk yang pernah dijualnya mulai Sony, Lanzar, Orion, Rainbow, PPI, Kickers hingga Clarion. Dari para hopeng-nya tersebut, Ia menambah lini usaha, sebagai importir audio mobil dari Cina.
Nah pada waktu itu, Ia pun sempat sebal dengan kualitas audio mobil asal Tiongkok. Lho apa sebab, bukankah kala itu dirinya tergolong penjual terbesar barang cungko?
“Mereka enggak jaga mutu,” bilang pemilik Kramat Motor di Kelapa Gading, Jakut ini. Tambah rusak lagi, banyak importirnya di Tanah Air sama sekali enggak memikirkan aftersales service.
Enggak heran, meski dijual murah, banyak konsumen yang pikir-pikir beli produk negeri Panda ini. Tantangan tersebut Ia jadikan peluang bisnis.
Berkat bantuan Ahun, Aneka Jaya Aksesoris, ia menambah banyak tempat usaha. Menjelang tahun 2000, dimulailah era produk Cina.
Namun Ayong tak cuma mengimpor, dirinya juga ikut riset pembuatan di pabriknya di Cina.
”Semua spesifikasi hingga komponen saya yang menentukan,” tambah pehobi golf ini.
Alhasil tak ada duplikasi. Bahkan ia berhasil mengekspor produk rancangannya ke seluruh dunia via Cina.
Baca Juga: Ayong Jeo Peraih Lifetime Achievement OCA 2016 Memulai Dari Kios Kecil
Pengalamannya yang luar biasa menjadi inspirasi pelaku usaha aftermarket nasional. Tak heran dirinya didapuk jadi Ketua Umum GATOMI (Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia).
Pria yang mengaku masa kecilnya cukup getir dan punya orang tua penjual bakmi ini, bertekad punya bisnis yang baik, salah satunya dengan menjual produk Cina yang bermutu baik.
Kramat Motor miliknya pula satu-satunya yang punya fasilitas perakitan dan quality control di Indonesia. Semua bergaransi dan ada suku-cadang.
Kini tak hanya menguasai pangsa pasar audio mobil aftermarket, Kramat Motor juga telah dipercaya sebagai penyuplai ICE pabrikan mobil.
Produk audio-video hingga GPS Kramat Motor yang terkenal diantaranya adalah MTECH, LM Audio, AVT, MVIDIA, KNAV, KICKERS, PETRAS, MOHAWK dan lain sebagainya.
Kisah sukses Ayong Jeo, menjadi motivasi bahwasanya ketekunan diperlukan dalam menjalani proses.
Disertai mental belief yang kuat, agar yakin dalam memulai dan mampu mencapai titik yang dituju.
JELI MELIHAT TREN & KEBUTUHAN ZAMAN
Seiring perkembangan, teknologi audio mobil terus berevolusi. Tak hanya tampilannya yang kini menuntut visual atau format video, atau disebut sebagai head unit double din.
Namun sistem operasinya pun kini hadir dengan sistem android. Serta beragam teknologi terapan lainnya. Ia pun paham, kebutuhan pasar audio-video kelas menengah bawah bakalan booming.
Baca Juga: Prioritas Riset Nasional, Genjot Pembuatan Baterai Pouch Motor Listrik
“Jadi kami targetnya adalah mobil dengan harga Rp 350 jutaan ke bawah akan mengalami peningkatan di segmen itu," bilang pria yang akrab disapa Koh Ayong, seperti dikutip dari GridOto.com (7/2/2020).
Ayong menambahkan, pihaknya kini sedang meracik strategi untuk memanjakan telinga konsumen di segmen tersebut, dengan menghadirkan head unit dan audio berkualitas dengan harga yang terjangkau.
"Setiap tahun kan ada penjualan mobil, dari satu juta kita anggap kendaraan penumpang setengahnya lah (dari total penjualan) atau lima ratus ribu, sisanya kendaraan komersial," tutur Ayong lagi.
“Taruh deh dari situ 10 persennya lah orang membeli head unit aftermarket, sudah banyak. Memang tape-nya (head unit) enggak rusak-rusak? pasti ada lah yang mengalami kerusakan," imbuhnya.
Masih menurut Ayong, yang akan menjadi tren di pasar aftermarket kedepannya adalah head unit berbasis sistem operasi Android dan memiliki layar yang lebar.
Sementara untuk tren perangkat audio mobil mengarah kepada penggunaan Digital Signal Processor (DSP), karena merupakan komponen yang ringkas dan multifungsi.
"Meningkat sekali, super meningkat (permintaan DSP di Indonesia). Karena biaya yang dikeluarkan lebih terjangkau, kemudian waktu pemasangan cuma 1,5 jam,”
“Jadi efisiensi biaya, efisiensi waktu dan mengurangi risiko daripada mobil dirusakkan. Itulah yang membuat DSP menjadi tren saat ini, hampir setiap hari di retail kami ada yang pasang DSP," sambungnya lagi.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR