Otomotifnet.com - Jumlah roller di dalam CVT skutik normalnya genap, mayoritas 6 buah.
Tapi ternyata ada mekanik yang memasang ganjil, hanya 5 buah saja. Apa pertimbangan?
Metode ini diterapkan oleh Bonny Suryo dari bengkel spesialis upgrade performa skutik, Automatic99.
Menurutnya karena kebutuhan setingan CVT untuk mengikuti karakter mesin, mengharuskan ia mengurangi satu buah roller di puli depan.
Baca Juga: Nyangka Gak Sih, Yamaha NMAX Ini Podium Fun Race Andalkan Jeroan Verza
“Kalau di 6 roller, kami nyari timbangan 50 gr tidak bisa ketemu. Paling ada yang mendekati, sedangkan kami butuh banget total 50 gr."
"Jadi mau tidak mau harus pakai 5 roller. Pakai roller 10 gr dikali 5 alias pakai jumlah ganjil agar ketemu,” ujarnya.
Kalau rajin menurutnya bisa saja mengikir roller satu-satu, sampai bobot total sesuai kebutuhan. Tapi tentu saja ribet dan tidak efisien.
Mengurangi jumlah roller mulai diterapkan Bonny pada 2015 silam, di motor balap Yamaha Mio, sampai saat ini di Aerox 155.
Angka 50 gr sendiri mengikuti setingan pada mesin garapan Bonny.
“Kami cek sambil ditimer di sirkuit. Misal dari 55 gr masih terlalu berat. Sampai akhirnya ketemu angka 50 gr."
"Tapi kalau pakai 6 buah susah ketemunya, jadi harus menggunakan 5 buah,” ujar Bonny yang buka praktik di Jl. Taman Pondok Cabe no.10 Blok A-4, Kedaung, Sawangan, Depok, Jabar.
Lebih lanjut, ia menjelaskan untuk aplikasi 5 buah roller, angka total tidak melulu harus 50 gr.
Baca Juga: Cek Kondisi Aki Maxi Yamaha Canggih, Bisa Pantau Dari Smartphone
Menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Apabila angka yang dituju bisa diperoleh dengan 6 buah roller, bisa pakai lengkap.
Tapi jika tidak ketemu dapat meniru langkah tersebut. Kuncinya jadi adalah bobot total timbangan dari roller.
“Karena roller bekerja dengan gaya tekan dari putaran mesin (sentrifugal), jadi bobot totalnya berpengaruh,” tambahnya.
Karena setingan CVT sesuai dengan kebutuhannya, baik Bonny dan pembalap motornya mengaku dengan roller 5 piece ini respon mesin lebih enak.
Selain itu, menurut Bonny dengan jumlah ganjil posisi roller jadi ‘pincang’ atau tidak balans gerakannya.
Karena itu ada pengaruhnya ke kruk as sebagai semacam ‘balancer’, layaknya bandul yang menyeimbangkan gerakan kruk as.
“Biasanya di Mio. Kami cari topnya dulu, TMA si piston, terus derajat kruk asnya sudah tahu. Bisa dimainin, geser-geser letak rollernya untuk mengatur bebannya."
"Jadi seolah-olah seperti dibandul kruk asnya,” jelas pria ramah tersebut.
Baca Juga: PCX 160 Adopsi Pelek PCX 150, Lebih Padat, Anti Gasruk dan Pilihan Cakram Beragam
Namun, tentu dengan penggunaan roller di bawah jumlah standar bukannya tanpa kekurangan.
Diakui oleh Bonny, dengan jumlah lebih sedikit ketahanan roller pasti akan berkurang.
Selain itu akan timbul getaran karena gerakannya tidak balans.
“Bushing tengahnya pun cepet kemakan atau oblak karena tidak balance."
"Kami ada maintenance khusus untuk rumah roller, setiap dua kali event atau empat kali balap harus diganti agar performa konsisten,” jelasnya.
Karena riding harian mementingkan durabilitas, sangat tidak disarankan mengurangi jumlah roller pada CVT di motor untuk penggunaan harian.
Selain tidak awet, kenyamanan juga berkurang. Karena motor balap tidak mengejar durabilitas jangka panjang, hal tersebut masih bisa dikesampingkan. Rangga
Automatic99: 0896-6668-0846
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR