“Di tahun 1990 sempet jatoh saat balap di Pandeglang, akhirnya tangan cidera. Gak terlalu sakit, tapi kadang pas lagi ketarik baru berasa. Dari situ mulai istirahat motocross dan istirahat angkat beban.”
“Kebetulan 1991 ada RGR Cup di Bandung, itu pertama kali launching. Putaran 1 masuk 5 besar, akhirnya dibiayain ke Bali untuk putaran 2."
"Di Bali juara lagi sampai final di Ancol, karena juara umum akhirnya dapat Suzuki RGR 150.”
Baca Juga: Latihan Motocross di Tengah Wabah Corona, Danillo Petrucci: MotoGP Sering Tak Menyenangkan
“Seri Jawa Tengah juga dapat RGR 150 lagi. Tapi pas di Jawa Timur saya rela lepas juara umum, gak ikut karena ada bentrok dengan event motocross."
"Tapi karena point masih tinggi, akhirnya total point ke-3 dan masih dapat hadiah uang. Tahun 1992 balik lagi deh ke motocross,” rinci Piters saat mencicipi dunia road race.
PASCA-PENSIUN BALAP
Frans Tanujaya lebih dulu gantung helm di sekitar tahun 2005, salah satu alasannya karena beliau sudah menikah dan umur sudah tidak muda.
Tentunya untuk menghindari cidera serius, pasalnya di umur yang tidak lagi muda bisa membuat waktu recovery lebih lama jika sampai mengalami cidera.
Meski begitu Frans tetap cinta akan dunia otomotif Tanah Air, ini yang memacu dirinya tetap berkecimpung di lingkungan otomotif.
Baca Juga: Sirkuit Motocross Internasional Bakal Ada di Banyuwangi, Tinton Soeprapto: Bisa Panen Pisang Juga
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR