Otomotifnet.com - Pembangunan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) Seksi 1 Padang Tiji-Seulimeum masih dilanda masalah ganti rugi lahan.
Total delapan pemilik lahan terdampak Jalan Tol Sibanceh di Padang Tiji, Kabupaten Pidie masih belum mendapatkan haknya.
Mereka bahkan sampai melayangkan protes ke pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya.
Parahnya, sejumlah lahan yang bermasalah ini malah sudah digunakan untuk pembangunan jalan tol.
Bahkan ada salah satu lahan yang awalnya ditanami tanaman hortikultura, justru sekarang sudah diratakan untuk pengerjaan jalan tol.
Tidak hanya itu, para warga juga merasa proses pemberian ganti rugi untuk lahan hutan adat yang terdampak proyek jalan tol Sibanceh tidak tepat sasaran.
Hal tersebut memunculkan anggapan di masyarakat bahwa ada kejanggalan, baik dari proses pengukuran dan pembayaran lahan mereka hingga siapa penerima uang ganti rugi untuk lahan hutan adat yang terdampak.
Baca Juga: Pengerjaan Tol Ditargetkan Selesai Akhir Tahun, Binjai-Pangkalanbrandan Cuma 45 Menit
Pendapat serupa juga disuarakan oleh Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Aceh, Syahrul.
Ia juga menilai adanya unsur manipuliasi nama-nama penerima uang ganti rugi lahan terdampak di Padang Tiji.
Dampaknya, warga yang tanahnya diserobot untuk pembangunan jalan tol jadi kehilangan sumber penghidupan.
Ditambah mereka juga kehilangan hak atas tanahnya yang sampai sekarang belum dibebaskan.
"Persoalan ini harus diselesaikan. Saya menduga ada permainan dalam kasus tersebut," jelas Syahrul.
Sementara itu, aktivis Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Hafid menuturkan potensi praktik korupsi dalam proses pembebasan lahan ini sangat mungkin terjadi.
Jadi setidaknya pemerintah bisa lebih tanggap dalam menanggapi protes yang datang dari masyarakat.
Untuk sekarang, harapannya agar penyelesaian masalah pembebasan lahan tersebut bisa segera dipercepat, agar tidak memunculkan konflik sosial dan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Sumber: https://aceh.tribunnews.com/2021/09/27/ganti-rugi-lahan-jalan-tol-masih-bermasalah
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR