Ini dikarenakan agar proses pengerjaannya tidak sampai merusak hutan lindung yang membentang dari Kabupaten Jayawijaya, Mimika, Armat, Yakuhimo dan Puncak Jaya.
Tantangan lain dari proyek tersebut, yakni para kontraktor juga harus berhadapan dengan kondisi topografi yang ekstrem serta pengiriman logistik yang minim.
"Membawa alat berat ke lokasi proyek bahkan bisa lebih mahal dari harga alat beratnya sendiri. Kalau excavator harganya Rp 1,3 miliar, biaya antar ke lokasi bisa sampai Rp 3 miliar, soalnya harus dipreteli dan diantar pakai helikopter," papar Basuki.
Basuki berharap, seluruh pengerjaan Jalan Trans Papua bisa selesai pada 2024 mendatang.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR