“Berbeda ketika kita melebarkan jemari kita, maka tekanan yang diterima akan jauh lebih kecil dibanding sebelumnya.”
“Seperti itulah prinsip dasar untuk memahami daya tekan air kepada ban kita,” ujar Apriyanto.
Aquaplaning sendiri menurut Apriyanto setidaknya dapat disebabkan oleh dua kondisi.
Pertama, mengemudi dengan kecepatan yang sangat tinggi dalam kondisi basah, biasanya terjadi di 72 - 93 km/jam.
Baca Juga: Cegah Kecelakaan Saat Berkendara di Musim Hujan, Ini Persiapan Yang Mesti Dilakukan Pada Kendaraan
Kedua, tapak ban yang sudah tidak prima lagi atau kembangannya mulai tipis.
Ketika tapak ban sudah tidak solid, maka risiko mengalami aquaplaning menurun ke kecepatan 50 Km/jam.
Jika kedalaman tapak sudah menyentuh angka 3,18 mm, maka ban tersebut sudah mulai kehilangan kemampuan traksi dalam kondisi basah.
Tuh, coba deh periksa kondisi ban mobil Anda, segera ganti bila kembangannya sudah mulai tipis ya!
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR