Otomotifnet.com – Sejak September 2021 kemarin Indonesia telah memasuki musim hujan, dan diprediksi akan mulai merata di Desember ini.
Kondisi ini tentu harus diantisipasi oleh para pengendara dan pengguna jalan.
Curah hujan yang tinggi serta derasnya debit air yang turun, bukan hanya dapat mengurangi jarak pandang.
Melainkan juga akan menimbulkan genangan air yang berisiko membuat ban kendaraan sobat tergelincir atau mengalami aquaplaning.
Baca Juga: Kijang Innova Dipacu 100 Km/Jam, Terpeleset Genangan Air, Hancur di Tol Pemalang-Batang
Jika permukaan ban tidak memiliki rongga atau jalur air karena sudah aus, maka tekanan air pada permukaan ban akan semakin tinggi.
Hal tersebut menyebabkan ban berjalan mengambang di atas air dan dapat meningkatkan kemungkinan ban menjadi tergelincir.
Apriyanto Yuwono, National Sales Manager Passenger Car Radial PT Hankook Tire Sales Indonesia menganalogikan kondisi tersebut seperti kita merapatkan jari-jari dan memukul permukaan air.
Pada kondisi ini maka tekanan yang diterima oleh tangan kita akan semakin besar.
“Berbeda ketika kita melebarkan jemari kita, maka tekanan yang diterima akan jauh lebih kecil dibanding sebelumnya.”
“Seperti itulah prinsip dasar untuk memahami daya tekan air kepada ban kita,” ujar Apriyanto.
Aquaplaning sendiri menurut Apriyanto setidaknya dapat disebabkan oleh dua kondisi.
Pertama, mengemudi dengan kecepatan yang sangat tinggi dalam kondisi basah, biasanya terjadi di 72 - 93 km/jam.
Baca Juga: Cegah Kecelakaan Saat Berkendara di Musim Hujan, Ini Persiapan Yang Mesti Dilakukan Pada Kendaraan
Kedua, tapak ban yang sudah tidak prima lagi atau kembangannya mulai tipis.
Ketika tapak ban sudah tidak solid, maka risiko mengalami aquaplaning menurun ke kecepatan 50 Km/jam.
Jika kedalaman tapak sudah menyentuh angka 3,18 mm, maka ban tersebut sudah mulai kehilangan kemampuan traksi dalam kondisi basah.
Tuh, coba deh periksa kondisi ban mobil Anda, segera ganti bila kembangannya sudah mulai tipis ya!
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR