Dalam pengujian ini, sengaja dibagi menjadi beberapa parameter. Mulai dari jajal akselerasi di jalur lurus sejauh 600 meter, kemudian uji kenyamanan berkendara, hingga tes handling dengan bermanuver zig-zag.
Oiya, untuk nyalakan semua sistem dan mesin pada Almaz Hybrid ini, sama seperti mobil hybrid pada umumnya.
Diawali dengan injak pedal rem, lalu pencet tombol start/stop.
Setelah itu akan muncul tulisan “Ready” warna hijau pada MID, yang artinya mobil siap dijalankan.
Baca Juga: Baterai Almaz Hybrid Ada Garansinya, Mirip Dengan Wuling Air Ev
Menariknya, tulisan “Ready“ pada MID tersebut dibarengi dengan munculnya tulisan EV disamping indikator transmisi D.
Artinya, saat itu mobil sedang bekerja pada EV Mode, dimana baterai terlihat menyalurkan setrum ke motor listrik untuk menggerakan roda depan.
Makanya saat mobil mulai dijalankan, kabin terasa hening alias silent layaknya mobil listrik murni.
“Itu dengan kondisi baterainya sudah terisi penuh. Namun ketika mobil jalan di kecepatan rendah (di bawah 40 km/jam) dengan kondisi baterai berkurang banyak, mesin bensin siklus Atkinsonnya akan nyala dengan prioritas hanya untuk mengisi baterai,” terang Danang yang turut mendampingi tester OTOMOTIF mengelilingi trek.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR