“Awalnya MAB membentuk tim R&D di rumahan, kemudian kami kirim ke Cina, disana industrinya cukup advance terutama kontrol kualitas,” terang Kelik.
Setelah belajar dari Cina, tim MAB membuat prototipe bus listrik memanfaatkan sasis yang tersedia saat itu.
Berkembang hingga prototipe ketiga selesai dibuat pada 2019, tahun 2020 saat pandemi melanda, MAB mulai mengembangkan bus listrik ukuran medium (panjang 8 meter). Sebelumnya MAB juga telah merancang bus listrik ukuran besar dengan dimensi panjang 12 meter.
Sebagai informasi, pemerintah memberikan insentif untuk pembelian kendaraan listrik termasuk bus listrik yang sudah diberlakukan. Berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP).
Namun, terdapat syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen dan mengikuti program Kementerian Perindustrian maka diberikan insentif PPN sebesar 10 persen sehingga PPN yang harus dibayar hanya 1 persen.
Selain itu, syarat juga berlaku untuk TKDN 20 sampai 40 persen, dengan diberikan insentif 5 persen. Dengan begitu, konsumen hanya membayarkan PPN sebesar 6 persen.
Mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari bus listrik yang diproduksi MAB, pihak MAB sudah mengklaim sudah sekitar 35%, sedangkan 65%-nya lagi masih impor termasuk baterai,
Kelik mengaku, “Saat ini sedang diurus, saya confidence kandungannya (TKDN) di atas 25%, kita juga lagi mengejar untuk baterai yang diproduksi lokal sehingga menambah lagi kandungan lokalnya sebesar 35% lagi,” terangnya.
Soal kapasitas produksi pabrik bus listrik MAB yang berada di jl Raya Demak-Kudus, Demak, Jawa Tengah, “Kapasitasnya masih kecil sekitar 150-200 unit per tahun, saat ini penjualan kami kebanyakan masih dari swasta sekitar 60%,” jelas Kelik lagi.
Dalam ajang pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show yang akan digelas 17-21 Mei 2023 mendatang, MAB disebut akan memajang bus listrik serta truk listriknya.
Tak sampai disitu, MAB bakal bekerja sama dengan perusahaan motor listrik roda tiga dari Jepang, Aidea unutk menjual produknya di Indonesia.
“Awalnya mereka yang mendesain dan kita jadi dealer, mudah-mudahan ke depannya bisa kita rakit di Indonesia,” tutup Kelik.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR