Korban IEN menceritakan, sebenarnya niat awal untuk mengantarkan si ibu-ibu penjahat itu bermula dari keinginan dirinya sendiri.
Pasalnya, sosok ibu-ibu tersebut beberapa hari sebelumnya, kerap membeli dagangan piscoknya.
"Saya tawarin ke Jalan Ubi. Saya sama kakak ipar bilang mboten nopo-nopo (tidak apa-apa)," ujarnya saat dihubungi, (6/9/23).
Selama mengantarkan si pelaku itu, korban IEN tidak mendapati keanehan.
Pasalnya, pelaku selalu berkata sopan dan sesekali merasa tak enakan saat direpotkan untuk mengantarkan dirinya.
"Dia bilang, tunggu di sini karena mau jemput cucu sebentar. Saya sempat ngikuti berjalan pelan. Tapi dia bilang untuk suruh menunggu karena nanti sungkan sama kerabatnya," terangnya.
Korban IEN menduga kuat, ibu-ibu itu melancarkan modus gendam hingga membuatnya tak sadarkan diri sesaat.
Sebab begitu mudahnya meminjamkan Honda BeAT ke pelaku.
Selama perjalanan menuju ke dua titik lokasi tujuan yang berubah-ubah itu, korban merasa pelaku kerap memegang pundaknya sebagai bentuk metode untuk melancarkan modus gendam.
"Selama naik motor pundak saya dipegang. Tapi saya enggak terasa," tuturnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR