Setibanya di lokasi tujuan kawasan Jalan Bendul Merisi Utara, pelaku meminjam Honda BeAT milik korban untuk dikendarai menuju ke rumah saudaranya di dekat lokasi tersebut.
Agar tampak meyakinkan, si emak-emak sempat menitipkan sebuah tas dan bingkisan jajanan kepada korban untuk dijaga hingga dirinya kembali.
"Saya mau buka tasnya, tapi gak berani. Karena kalau orangnya datang, saya takut dikira lancang. Saat dibuka air putih botolan," ungkapnya.
Namun setelah menunggu hampir sejam lamanya, si pelaku tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
"Setelah itu sudah setengah jam, saya tolah-toleh (menengok) di luar, dan saya gak bawa ponsel," ucap IEN.
"Saya juga gak tahu mau ke mana. Jam 21.45 WIB saya sadar kok orangnya gak balik-balik dan motor saya mana," jelasnya.
Setelah tersadar, korban IEN bergegas meminta bantuan ke temannya yang berjaga di sebuah stan jualan yang tak jauh dari lokasi tersebut.
"Saya sempat gak sadar. Padahal kalau sadar saya bisa langsung ke stan jualan yang dijaga teman saya di dekat jembatan penyeberangan," katanya.
Akibat insiden tersebut, korban IEN mengalami kerugian hingga kisaran Rp 15 juta.
Apalagi Honda BeAT tersebut hasil pinjam dari sang kakak ipar.
Namun, ia sudah melapor ke markas kepolisian setempat.
Hal tersebut didasarkan pada, Surat Tanda Terima Laporan/Pengaduan Masyarakat Nomor STTLPM195/X/2023/SPKT/Polres/Tabestabes Surabaya/Sekwonocolo, yang ditandatangani oleh Kepala SPKT Mapolsek Wonocolo, Aipda Aan Dianto.
"Pelaku perkiraan usianya 40-50, orangnya berjilbab, kulit hitam, gendut, agak bantet. Saya sudah lapor ke Polsek Wonocolo. Dulu waktu kelas 3 SMP saya juga pernah kena gendam," pungkasnya.
Baca Juga: Kampung di Bogor Ini Bikin Syok, Jadi Lokasi Ngumpet 10 Honda BeAT dan Scoopy Bodong
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR