Bukan hanya PO Rosalia Indah, tapi kebanyakan PO sudah pernah mengalami hal ini.
Dan untuk kasus kru yang terlibat atau tidak itu juga belum tentu karena tidak ada bukti otentik dan tidak ada CCTV di dalam bus," ungkap Feng kepada Kompas.com.
Menurut Feng, tudingan terhadap kru bus terlalu gegabah karena investigasi masih berlangsung dan belum ada kepastian.
Apabila pelaku bukan kru, nasib pekerjaan kru bus bisa terancam.
Sindikat maling bus, ucap Feng, biasanya sudah kelas kakap sehingga punya modal yang besar.
Sebab, maling di bus akan menyasar barang-barang dengan nominal mahal seperti seperti tablet, ponsel atau laptop.
Mereka juga akan dengan mudah untuk di tukar barang tersebut saat penumpang lengah.
Nantinya barang berharga penumpang ditukar dengan keramik, yellow pages (buku telepon), hingga buku agenda folio bergaris.
"Maling bus sekarang modal, ibarat modal Rp 400.000 buat beli tiket bus yang kelas eksekutif tapi dapatnya tablet atau laptop yang jadi untung buat mereka.
Makanya kita harus hati- hati di dalam tranportasi umum, mau kelas ekonomi atau eksekutif wajib hati-hati," kata Feng.
Feng juga menyarankan agar sebaiknya kunci pintu bus saat masuk rumah makan dan mewajibkan penumpang turun semua.
Sebab, layanan PO Rosalia Indah ini dua kali singgah di rest area dan besar kemungkinan kemalingan.
Baca Juga: Abaikan Calo, Dishub Pastikan Tak Ada Kenaikan Tarif Tiket Bus AKAP Saat Nataru
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR