Ia lantas mengungkapkan salah satu pengalamannya membantu korban kecelakaan sepeda.
"Saat itu ada peserta sepeda mengalami kecelakaan tertabrak rekannya. Kebetulan saya sedang menuju rumah sakit untuk menjemput pasien lain. Akhirnya korban dan dua sepeda saya masukkan ke mobil," paparnya.
Tugasnya bukan hanya antar dan jemput saja, ada kalanya ia menunggu pasien yang tetap berada di mobil saat pemeriksaan.
"Ada layanan tunggu pasien. Jadi pelanggan tetap di dalam mobil, dokter yang mendatangi pasien untuk melakukan pemeriksaan," terang Andi.
Satu lagi tantangan membawa unit Bluebird Lifecare Taxi, yakni harus bisa mengemudi dengan nyaman.
"Kadang ada pasien yang mengerang kalau ada guncangan di jalan, jadi perlu berhati-hati," ujarnya.
Layanan Diperluas
Saat ini, armada Bluebird Lifecare Taxi yang dioperasikan baru sebanyak lima unit. Namun operasionalnya dipelajari terus agar bisa semakin terjangkau.
Bukan hanya tarif namun juga jumlahnya sehingga mampu melayani semakin banyak pelanggan yang membutuhkan.
Soal penumpang, menurut Adrianto, ada lima rumah sakit yang rutin menggunakan jasa ini.
Pihak rumah sakit sudah tahu jika Bluebird punya layanan tersebut, lantas menginformasikan pada pasien rutinnya untuk menjadwalkan pemakaian Lifecare Taxi.
Meski demikian, armada ini bisa dipesan seperti taksi biasa. Bahkan rutenya tak harus dari rumah sakit ke kediaman pasien atau sebaliknya.
Bisa dari mana dan ke mana saja layaknya taksi reguler.
"Maka itu konsepnya taksi, bukan angkutan khusus rumah sakit. Mau mobilitas apa saja boleh, selama di wilayah operasional mobil," terang Adrianto seraya mengungkapkan wilayah operasional seputar Jabodetabek.
Satu catatan yang menarik, meski tarif berlaku diakui tarif premium, untuk penumpang yang kurang mampu diharapkan bisa menjangkau tarif tersebut.
"Untuk penumpang yang kurang mampu menjangkau tarif nantinya akan dibantu agar bisa menjangkau tarif," ungkapnya.
Lalu darimana dananya, apakah ada kontribusi dari pihak ketiga?
"Subsidi dari kita. Tapi mekanismenya kita perlu ke instansi terkait juga. Makanya kita belum launch. Ke depan kita akan launching fasilitas itu," papar Andrianto.
Dalam kesempatan ini, Prof Dr. Tri Budi W Rahardjo, drg. MS, Guru besar Gerontologi & Penasihat Centre for Family and Ageing Studies (CeFAS) Universitas Respati Indonesia menyambut positif layanan Lifecare taxi.
"Ini merupakan inovasi transportasi yang bermartabat, mudah diakses dan ramah juga aman khususnya untuk kalangan lanjut usia," ujar Tri Budi yang juga anggota Kelompok Kerja Kesehatan Lanjut Usia Kemenkes.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR