Otomotifnet.com - Satu lagi pemain baru di bidang Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hadir di Indonesia.
Adalah Terra Charge, penyedia layanan SPKLU terbesar di Jepang siap 'menyetrum' mobil-mobil listrik yang beredar di Tanah Air.
Pada hari Selasa (20/8/2024), mereka mengumumkan ekspansi strategisnya ke pasar Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, Terra Charge bahkan menargetkan akan membangun sebanyak 1.000 SPKLU hingga akhir 2025.
Nantinya, SPKLU tersebut akan direalisasikan di beberapa kota besar meliputi empat provinsi, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali.
“Kami sangat senang memperkenalkan Terra Charge ke pasar Indonesia. Tujuan kami adalah menjadi SPKLU nomor 1 di Indonesia dengan menyediakan solusi pengisian daya canggih dan mendukung transisi negara menuju mobilitas listrik," buka Toru Tokushige, CEO and Founder Terra Charge dalam konferensi pers, Selasa (20/8/2024).
"Kami yakin dapat memberikan nilai tambah yang luar biasa kepada pelanggan kami dan berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Terra Charge juga meresmikan charging station terbarunya yang berlokasi di Fraser Place Setiabudi, Jakarta Selatan.
Terdapat dua buah mesin charging tipe AC 22 kW yang masing-masing memiliki dua buah charging gun bertipe CCS 2.
"Ke depannya kami juga akan hadirkan mesin fast charging dan ultra fast charging, dengan tipe konektor ynag bisa digunakan di banyak merek mobil listrik," imbuh Go Suzuki, Managing Director Terra Charge Indonesia.
Menyoal tarif pengecasan, pihak Terra Charge mengatakan mengacu pada biaya yang telah ditetapkan Pemerintah, yakni Rp 2.466,78 per kWh.
Sebagai informasi, Terra Charge sudah hadir di Indonesia sejak tahun lalu, dengan lebih dari 100 lokasi di berbagai properti, didukung oleh PT PLN (Persero).
Hanya dalam waktu 8 bulan, perusahaan ini tumbuh 5 kali lebih cepat dan menjadi salah satu dari tiga SPKLU terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Voltron Tambah SPKLU di Tol Trans Jawa, Ada Ultra Fast Charging!
Editor | : | Panji Maulana |
KOMENTAR