Jakarta - Meski terlihat sederhana, ternyata masih banyak yang belum paham tentang radiator. Padahal, tanpa radiator, maka mesin bisa panas dan membuatnya rusak.
Sampai saat ini banyak yang mengira kurangnya volume air radiator berarti ada kebocoran. Padahal belum tentu, pasalnya selama mobil berjalan, maka radiator akan terus berkerja sehingga volume airnya bisa naik turun tergantung kondisi suhu mesin.
Serta masih banyak lagi yang perlu dipahami, intinya adalah rajin cek berkala. Berikut ini 5 hal soal radiator; * (Harryt/otomotifnet.com)
1. Volume Kurang Belum Tentu Bocor
Perlu diketahui, ketika tekanan atau temperatur mesin tinggi, maka di dalam radiator akan timbul tekanan tinggi. Nah, tekanan ini akan menekan per pada tutup radiator, sehingga kelebihan tekanan tersebut akan disalurkan ke reservoir. Alhasil, di dalam sistem radiator akan timbul vakum.
“Sebaliknya jika tekanan atau temperatur mesin turun, vakum tersebut akan menghisap air radiator kembali lagi. Jadi jangan panik saat volume air radiator berkurang ketika mesin berkerja. Batas aman volume air radiator adalah berada di tengah-tengah indikator Full dan Low,” ujar Dhaniar Nursertyo Harmono, Coordinator Technical Area Auto2000 Permata Hijau, Jakbar.
2. Jangan Pakai Air Keran
Air radiator tak hanya berfungsi sebagai pendingin, namun juga mencegah terjadinya karat pada saluran air radiator. Nah penggunaan air mineral ataupun air keran tentu berisiko tinggi, sebab kandungan zat besi yang tinggi bisa menyebabkabkan korosi.
“Tidak dianjurkan pakai air keran atau air mineral, sebaiknya pakai cairan khusus yakni radiator coolant,” terang Dhaniar.
3. Kuras Air Radiator