Jakarta - Kiprah pria dengan nama lengkap Carolies Wicaksono dalam dunia lumpur memang tidak singkat. Mulai dari event Tranka Adventure di tahun 1994, ia sudah main tanah menggunakan Toyota Land Cruiser FJ40 keluaran 1985.
“Buat saya, Toyota FJ40 adalah jip yang paling tangguh. Banyak pengalaman dan ilmu yang didapat. Bisa dibilang, jiwa saya dan FJ40 sudah menyatu,” ucap Opa Carolies, panggilan akrabnya.
Bahkan, saat disambangi, Opa sempat cerita panjang lebar mengenai serba-serbi FJ40. Wah, kelihatannya belum move on ya Opa? Hehehe...
Puluhan tahun menggunakan kendaraan yang sama, kisah Opa dengan FJ40 pun berakhir. “Terakhir saya pakai di Meratus Expedition dan itu kenang-kenangan tidak terlupakan.
Saat itu, FJ40 saya ini dipakai untuk buka jalur baru, karena terjadi antrian sangat panjang dan lama,” kenang Opa.
Sekarang, pria kelahiran pulau Sabang ini harus membuka lembaran baru dengan All New Hilux. Apa saja ubahannya demi tampil bengis? (Otomotifnet.com/Rindra)
Mesin
Begitu mendapatkan All New Hilux, Opa tidak basa-basi lagi dengan tunggangan barunya. Langsung dikirim ke FadWorks, salah satu builder off-road terkenal di Padalarang, Bandung.
“Saya sudah percaya pengerjaan bengkel milik Daniel Zebedeus ini. Soal konsep, desain dan hasil pengerjaan saya puas,” jelasnya, sebelumnya juga bikin FJ40 di FadWorks.
Dalam proses bangun Hilux, Opa memang banyak dapat saran dari rekan-rekan off-road. Salah satunya dari Yuma WK, off-roader yang juga sudah masuk kategori Opa.
“Waktu itu Yuma menyarankan ide gila, Hilux saya disuruh ganti mesin pakai Cherokee. Sempat ragu, tapi akhirnya tergiur juga,” cengirnya.
Jadilah Toyota Hilux berjantung Jeep Cherokee atau disebut Yotakee. Aslinya All New Hilux ini menggunakan mesin diesel 2KD-FTV, namun dipensiunkan.
Padahal ini mesin baru yang kondisinya 100% masih segar. Alasan Opa setuju, karena lebih akrab dengan karakter mesin bensin.
Alhasil mesin AMC 242 milik Jeep Cherokee yang disarankan Yuma pun dicomot.
Kondisi mesin dibiarkan standar, karena peruntukan off-road durasi panjang. Tapi dasar si Opa suka dengan karakter mesin bengis.
Sistem pembuangan standar Cherokee diganti. Pipa knalpot beli produk aftermarket agar plug and play, menggunakan merek Clifford Performance.
“Sayangnya mesin sempat bermasalah, karena sistem elektronik asli Hilux baru harus disesuaikan dengan ECU mesin Cherokee,” ucap Opa.
Gardan & Wheelbase
Tidak seperti Toyota FJ40 yang belum banyak menggunakan high performance, tunggangan barunya kali ini pakai racikan part heavy duty.
Tidak hanya suspensi, gardan pun sudah comotan dari Toyota VX80.
“Kaki-kaki sekarang kekar, bahkan sampai link-arm pakai bahan super kuat, dengan bahan aluminium dari Kaiser Aluminum racikan bengkel ProRock Engineering,” ucap pria yang hobi dan pekerjaannya sejalan, yaitu off-road.
Gardan sudah diperkuat alias reinforced. Namun, as roda dibiarkan standar, hanya baut as roda sudah heavy duty menggunakan bahan chromoly.
Untuk mengunci differential di gardan, pakai locker elektronik lansiran Eaton ELocker.
Soal dimensi, Carolies masih terpaku dengan sosok FJ40. Menurutnya, wheelbase FJ40 ideal buat dipakai off-road. Makanya wheelbase panjang Hilux harus disusutkan.
“Kalau FJ40 itu punya panjang wheelbase 2.950 mm, sedangkan Hilux 3.085 mm. Sekalian pendekin bak, wheelbase juga ikutan pendek 8,5 cm,” terangnya.
Begitu tunggangannya ini jadi, Opa Carolies langsung menjajalnya di event off-road. “Belum pernah diuji coba sama sekali, begitu bisa jalan langsung kirim ke Yogya, buat ikutan event JORC. Hasilnya saya puas! Benar-benar nikmat,” tutup Opa.
Suspensi
Penopang bobot kendaraan menggunakan suspensi coilover racikan. Untuk per, pakai milik King Shock, karena kuat menahan beban.
Sedangkan sokbreker aplikasi dari RaceRunner, karena as sok lebih kokoh ketimbang King Shock.
Untuk menahan body roll atau bodi limbung, dipasang stabilizer lansiran Currie Enterprises tipe Antirock Sway Bar, dengan lengan aluminium.
Gardan belakang, ditopang konstruksi kuat. Pakai 4 link arm custom, menggunakan bahan aluminium superkuat. Link arm ini racikan bengkel ProRock Engineering mengambil material dari Kaiser Aluminum/Tennalum.
Transmisi
Mesin boleh Cherokee, namun transfer tenaga ke roda tetap disalurkan dalam transmisi milik Toyota.
Bumper Depan
Selain memikirkan estetika bentuk bumper dan gril juga ikutan menyesuaikan, dan harus maju beberapa centimeter.
Agar muat dipasang winch Warn 8274 dengan top housing double motor bikinan Miyogi4x4.
PSC
Sistem kemudi powerfull, menggunakan power steering PSC Motorsport, Full Hydraulic Steering Single Ended.
Belakang
Agar lebih gampang melewati handicap V, bak pun dipendekkan sekitar 30 cm dan sasis menyesuaikan. Tidak cuma itu, wheelbase pun ikut menyusut sekitar 8,5 cm.
Roofrack
Selain untuk meletakkan barang, roof rack ini juga berfungsi sebagai side rail untuk obstacle seperti pohon.
Snorkel
Snorkel dibuat dinamis mengikuti bentuk rollcage dan bodi All New Hilux.
Winch Belakang: Recovery bagian belakang pakai Warn 9.5xp
Spidometer :Tentu ECU bawaan All New Hilux, tidak bisa digunakan. Jadi spidometer asli tidak berfungsi dan harus diganti pakai indikator aftermarket.
Dasbor
Dasbor sengaja tidak banyak tersentuh perangkat off-road, agar masih terasa nuansa standar All New Hilux.
Tombol-tombol switch off-road tersusun rapi di bawah indikator digital AC.
Data Modifikasi
Mesin : AMC 242 4.0 Liter
Exhaust : Clifford Performance
Gearbox : Toyota Prado 5 Speed Manual
Transfercase : OEM Toyota Prado
Gardan : Toyota VX80
Breather Gardan : K&N
Locker : Eaton ELocker
Per : King Shock
Sokbreker : RaceRunner
Link Arm : 4 Link Arm Custom
Sway Bar : Currie Enterprises
Steering System : PSC Full Hydraulic Single Ended
Pelek : Beadlock
Ban : Simex Extreme Trekker 35 inci
Lampu Sorot : LED Bar & LED Light
Bumper : Custom FadWorks
Rollcage : Custom FadWorks
Body Work : Custom FadWorks
Tangki : Custom FadWorks
Winch : Warn 8274 with Miyogi4x4 Double Motor Warn 9.5xp (belakang)
Bengkel : FadWorks, Bandung ProRock Engineering, Solo