All New R15 Pakai Assist & Slipper Clutch, Ini Keuntungan dan Cara Kerjanya

Dok Grid - Selasa, 13 Juni 2017 | 12:21 WIB

All New Yamaha R15 hadir dengan banyak pembaruan (Dok Grid - )

Jakarta - All New Yamaha R15 mengusung berbagai fitur yang belum ada di rival sekelasnya, salah satunya assist & slipper clutch. Fitur di kopling ini awalnya lebih mudah ditemukan di motor Yamaha dengan kapasitas lebih besar.

Apa sih keuntungan pakai assist & slipper clucth, bagaimana konstruksinya dan cara kerjanya? Yuk kita simak. 

Keuntungan 
Dengan adanya assist pada kopling, handel jadi lebih ringan, sehingga tangan tidak mudah lelah ketika di kemacetan.

Pantas saja saat handel kopling All New R15 diremas memang ringan banget, seakan pakai per yang lembek atau lemas tapi tetap responsif. Maka benar jika tangan lebih rileks namun akselerasi tak terganggu.

Keuntungan kedua adalah ketika engine brake, misal saat akan masuk tikungan, maka rider akan menurunkan gigi sehingga timbul engine brake, jika tanpa slipper clutch maka roda belakang mudah skid atau mengunci.

Dengan adanya slipper clutch maka efek tadi tereduksi seakan kita menarik kopling. Efeknya tentu saja laju motor lebih mudah dikontrol.

“Masuk tikungan jadi lebih ngeloyor, jadi lebih cepat tanpa perlu takut roda belakang slide,” tutur Rey Ratukore, pembalap Yamaha Indonesia.

Menurutnya efek engine brake ini makin besar jika kapasitas mesin besar ditambah rasio kompresi tinggi. Makanya pada big bike Yamaha terbaru, fitur ini sudah seperti kewajiban, tapi kini hadir di R15 sport bike 155 cc berperforma tinggi. 

Efek jangka panjangnya lainnya, karena engine brake lebih halus, maka usia rantai, gir hingga ban jadi lebih panjang, karena entakan berkurang. 

All New Yamaha R15 hadir dengan banyak pembaruan

Cara Kerja
Pada dasarnya, konstruksi rumah kopling terbagi dalam 3 bagian utama, yaitu; clutch outer atau bagian yang besar tempat menempel gigi sekunder, lalu ada inner atau clutch center yang ada gigi pemegang plat gesek dan ketiga pressure plate tempat menempel per kopling. 

Dalam kondisi tuas kopling tidak ditekan, maka gigi sekunder berputar karena putaran gigi primer, secara bersamaan karena kampas dan plat gesek tertekan per, maka inner ikut berputar dan menggerakkan rasio. 

Jika tuas kopling ditarik, maka pressure plate mengembang membuat dorongan ke kampas dan plat gesek berkurang, sehingga terbebas, maka putaran dari kruk as tak diteruskan ke rasio, sehingga bisa pindah gigi.

Bagaimana dengan yang pakai assist & slipper clutch? Bedanya yang inner atau clutch center dipecah jadi 2, model tumpuk dengan ada alur miring sehingga bisa bergeser, di situlah kuncinya. Alur miring tadi ada 2, yang miring ke dalam dan keluar.

Karena bagian dalam bisa bergeser, maka jangan heran jika lubang tempat per kopling bentuknya lonjong.

Pada kondisi akselerasi, yaitu saat putaran mesin lebih kencang dari roda, maka clucth outer akan memutar mendorong clucth center (clutch boss) yang juga tempat menempel per. Karena alurnya miring ke dalam, maka otomatis gerakannya membuat dorongan ke kampas makin besar, efeknya gigitan makin kuat dan tuas kopling jadi enteng.

Ketika deseleration, putaran ban belakang lebih kencang dari mesin, maka yang terjadi sebaliknya.

Pada posisi engine brake ini, putaran dari roda yang lewat rasio akan mendorong clutch boss lebih kuat sehingga bagian got geser terdorong keluar, selanjutnya pressure plate terbuka mengakibatkan tekanan antarkampas dan plat berkurang, hasilnya engine brake jadi minim. Seperti ketika tuas kopling ditarik. 

Simpel kan? ADV