Saat di turunan tersebut kemungkinan truk terus melaju. Namun ada yang janggal.
Bakharuddin menuturkan, sopir truk berusaha mengerem tapi kesulitan.
Begitu juga saat berusaha memindahkan gigi tidak berhasil. Rem tangan pun tidak berfungsi.
"Beban truk yang banyak dan melaju di turunan menjadikan truk terus melaju tak terkendali," imbuhnya.
(BACA JUGA: Syok Berat...Diajak Minum Bir Di Kafe, Motor Ibu Ini Raib)
Besar tonase yang diizinkan, kata dia, sebesar 20 ton.
Namun truk membawa beban gula pasir sebesar 38 ton.
Artinya ada kelebihan beban 18 ton atau 87 persen.
Dirlantas menyatakan truk dengan beban berat seharusnya melintasi jalan lingkar bukan jalan dalam kota saat di persimpangan dari arah selatan atau persimpangan Terminal Lama Bumiayu.
Namun, karena laju truk sudah tidak terkendali, akhirnya sopir mengambil jalan lurus ke arah dalam kota, bukan belok kanan ke arah jalan lingkar.
"Sopir kemungkinan tidak memahami jalan dalam kota ramai, banyak yang ngabuburit, jualan dan lain- lain. Sehingga dia mengambil jalan lurus bukan belok ke arah jalan lingkar," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Hasil Olah TKP Kecelakaan Maut Tewaskan 12 Orang di Bumiayu Bukan Karena Truk Rem Blong,