Riding Position & Handling
Untuk postur 170 cm duduk di atas jok Scrambler yang memiliki tinggi 820 mm masih bisa menapak.
Meskipun terasa pas-pasan karena kaki hampir lurus, untungnya bagian bawah jok tidak melebar sehingga kaki tidak perlu membuka.
Sayang karakter busanya lumayan keras nih.
Yang jadi masalah bagi pengendara 170 cm atau kurang, jarak antara jok dan setang terasa jauh.
Sehingga tangan harus lurus saat menggapai setang. Jika jalan lurus tidak masalah, tapi ketika berbelok pundak harus ikut berbelok.
(BACA JUGA: Lucu Juga Kalo Ada Panigale Mesin Kecil)
Untungnya posisi berkendara menggunakan Scrambler ini bisa dikatakan santai dibanding versi R nine T lainnya.
Selain karena menggunakan setang pipa, juga efek penggunaan pelek depan 19 inci yang lebih besar dibanding belakangnya yang hanya 17 inci.
Ini membuat setang lebih terasa tinggi, sehingga badan tidak perlu merunduk ketika berkendara.
Tipe Scrambler ini tangkinya steel bukan alumunium dan kapasitasnya 17 liter, lebih sedikit 1 liter dibanding varian Roadster.
Tidak ada masalah pada tangkinya karena bentuknya mengecil di bagian kaki menjepit.
Yang justru terasa lebar adalah bagian ujung jok depan yang melebar dan mengganjal paha.
Memiliki wheelbase 1.522 mm dan sudut setang terbatas, membuat pengendara perlu sedikit ancang-ancang ketika ingin berbelok tajam menggunakan motor ini.
Jangan lupa perhatikan juga mesin boxer-nya ketika ingin menyelinap di kemacetan, karena posisinya hampir sejajar dengan ujung setang.
Belum lagi bobot mencapai 220 kg, membuat pengendara harus memainkan badan ketika ingin berbelok.
Meski beraliran Scrambler dan roda depannya tinggi, ternyata travel sok depannya tidak panjang.
(BACA JUGA: Mewah Juragan, Pajero Sport Gendong Ninja ZX-10R, Mainan Kelas Berat Nih)
Hanya 125 mm sehingga untuk menghajar jalan rusak dan bergelombang terasa keras, juga sesekali bottoming.
Sedang belakang tidak ada masalah, malah cenderung empuk untuk bobot pengendara 57 kg. Dan bahkan bisa disetel atau adjustable.
Tapi ada catatan ketika dikendarai.
Yaitu adanya suara mengganggu dari kedua bannya karena menggunakan tipe dual purpose dengan model alur kasar.
Suara bising ini mulai terasa sejak 60 km/jam dan semakin berisik hingga 80 km/jam, lewat dari itu suara kembali hilang. Kayak mobil jip jalan di tol deh!