"Kalau sekarang kan masih banyak pertentangan, misal ngomongin mobil listrik, pasti (pihak terkait) saling tanya, 'mana charging stationnya?'," sebut Soerjo.
"Kalau kita tanya ke ESDM pasti dibalikin ‘produknya mana, listriknya sudah oke kok, sudah cukup’ nah ini bagai telur dan ayam nih," tambahnya.
Menurutnya, produk hybrid dirasa tepat karena tidak memunculkan pertentangan seperti itu.
Mobil Hybrid bisa tetap berjalan tanpa infrastruktur pendukung seperti charging station, karena masih memiliki mesin konvensional.
"Sebaliknya, kalau nanti bensin enggak ada ya tinggal dicharge," ucap Soerjo.
Meski hingga kini peraturan kendaraan listrik, termasuk yang mengatur hybrid belum disahkan oleh pemerintah, Soerjo optimis regulasi tersebut akan segera terbit.
"Iya, tapi kalau lihat pemerintah akhir-akhir ini, kan sudah mencanangkan industry 4.0, salah satunya mereka akan memulai elektrifikasi dari sepeda motor, yang kedua sambil mempersiapkan yang roda empat, nah jadi blue printnya sudah jelas," tutup Soerjo.