Otomotifnet.com - Viral, aksi beberapa crosser yang naik hingga ke puncak gunung Lawu, yakni Hargo Dumilah pada, (27/7).
Padahal sudah menjadi kepercayaan bersama kawasan gunung Lawu terutama beberapa puncak di sana dianggap sebagai cagar budaya.
Hanya pendakian berjalan kaki yang diperbolehkan sampai ke atas.
Dengan dasar menjaga kelestarian lingkungan serta menghormati leluhur yang dipercaya masyarakat sekitar dan meluas.
(Baca Juga: Crosser Dengan Kearifan Lokal, Kuburan Dinjak-injak Jadi Superball, Warganet: Ditunggu Sinetron Azabnya)
Namun, dalam video yang diunggah dari akun Instagram pendaki_gunung tampak rombongan crosser yang beberapa terlihat memakai Kawasaki KLX150 'membleyer-bleyer' gas di atas puncak.
Tanpa mengindahkan beberapa pendaki lain yang tengah bersantai menikmati pemandangan dan bersykur.
Dari keterangan video disebutkan, rombongan crosser berputar-putar di puncak Lawu.
Jalur yang dilalui para crosser ini diyakini melewati Selo Penangkep, Cemoro Kandang.
Padahal dari Selo Penangkep menuju puncak pasti melewati jalu pendakian.
Sebab, di sana hanya ada satu jalur karena kiri dan kanan adalah jurang.
Cerita berkembang, para crosser sempat adu mulut dengan Relawan Anak Gunung Lawu (AGL) yang mengadang laju para crosser karena dianggap mengganggu kesakralan Wukir Mahendra Giri (nama lain gunung lawu).
Apalagi karena tekstur jalanan di sana banyak kerikil atau batu kecil.
(Baca Juga: Anak Kecil Naik Honda Revo, Tiru Crosser Jumping, Mendarat Enggak Sama Motor)
Putaran ban trail yang dipakai dianggap membuat kerikil berterbangan dan mengenai kaki relawan.
Namun, meski sempat terjadi adu cekcok, para crosser masih nekat melanjutkan ke puncak.
Video ini sebenarnya wujud rasa kecewa dan komplain pendaki sebagai bukti adanya rombongan trail hingga naik ke puncak gunung lawu.
Lantas pendaki disebutkan komplain ke pihak Basecamp yang merasa terganggu dengan aksi crosser tersebut.
Bahkan kasus trail hingga ke puncak gunung lawu ini bukan sekali terjadi tapi pernah juga terjadi namun tak ada tanggapan dari dinas terkait untuk menanggulangi.
Hingga akhirnya mencuat kasus baru ini lantas dibuatlah petisi yang bertajuk "Menolak Trabas Umum atau Konsumtif di Jalur Hutan Gunung Lawu".
Petisi ini pun mendapat respon dukungan, karena baru beberapa hari dibuat, hingga detik ini pukul 15:00 WIB, (31/7) sudah ditandatangani 3.541 orang.
Oiya bagi yang penasaran dengan petisi tersebut bisa mengklik link ini.
Kita tunggu kelanjutan ceritanya.