Otomotifnet.com - Sering bikin semrawut sampai picu kemacetan di kawasan Stasiun Kereta Api (KA), PT KAI minta operator ojek online (ojol) ambil tindakan.
Di sisi lain, Dinas Perhubungan DKI Jakarta berpangku tangan tanpa adanya peran operator ojek online selaku mitra kerja.
Kondisi seperti ini sering terlihat di Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.
Para pengojek online memenuhi sisi jalan di sebagian muka Stasiun Manggarai, Jalan Manggarai Utara 1.
(Baca Juga: Pengendara NMAX Berboncengan Cari Sasaran, Niat Jahat Gagal Di Hadapan Honda BeAT)
Tepatnya di depan gerbang masuk sebelah selatan Stasiun Manggarai.
Sementara, pada sisi sebaliknya, barisan ojek pangkalan dan bajaj terlihat mendominasi.
Walau terdapat ruang kosong sejauh sekitar 50 meter terpisahkan dengan adanya traffic cone dan tambang, pengemudi ojol dengan ojek pangkalan dan bajaj masih memicu kesemrawutan.
Pasalnya, bukan hanya tidak sedap dipandang, mereka turut memicu kemacetan.
(Baca Juga: Pajak Motor dan Denda Tilang Bakal Bisa Dibayar Pakai Sampah Plastik)
Lalu lintas kendaraan yang mengarah dari Jalan Manggarai Utara 1 menuju Jalan Sultan Agung Raya atau Terminal Manggarai secara langsung tersendat.
Kondisi tersebut sering kali terjadi pada jam sibuk pagi dan sore hari.
Terkait hal tersebut, Senior Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta, Eva Chairunisa berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk membangun kebutuhan khususnya publik transport serta publik area demi kepentingan masyarakat.
Sebab seperti diketahui para pengojek online merupakan mitra operator transportasi online.
(Baca Juga: Honda ADV300 Infonya Dirilis Akhir September, Diduga Pakai Mesin Forza)
Sehingga, menurutnya pihak operator memiliki andil yang sangat besar dalam menangani masalah tersebut.
"Kalau melihat kasus Stasiun Manggarai kami juga berharap pihak dari aplikasi ikut melakukan penataan terhadap pola operasional Mitra nya sehingga tidak menjadi sumber kemacetan baru," ungkapnya saat dihubungi (15/9/2019).
Sebab, diakuinya, PT KAI memiliki keterbatasan dalam segi kewenangan dan kebijakan.
Sehingga menurutnya, pihak terkait mulai dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lewat Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama operator transportasi online dapat bekerjasama dalam penataan lalu lintas hingga peningkatan pelayanan.
"Karena PT KAI sesuai Undang-Undang sebagai operator sarana dan prasarana kereta fokus utama kami bagaimana mengembangan layanan kereta. Sehingga agar masyarakat dapat merasakan kemudahan dalam bertransportasi, maka pihak-pihak terkait harus ikut bergerak," jelasnya.
Artikel serupa telah tayang di Wartakotalive dengan judul Bikin Semrawut Kawasan Stasiun, PT KAI Berharap Operator Ojol Ikut Turun Tangan