Tak hanya itu, dari proses tersebut juga menghasilkan gas yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar gas (BBG).
Kepala BBKK Wiwik Pudjiastuti menambahkan, hasil proses pirolisis yang berbentuk crude oil ini merupakan senyawa yang sangat mirip dengan salah satu bahan bakar yang sering digunakan mesin diesel.
"Produk yang dihasilkan oleh alat pirolisis hasil rekayasa BBKK ini memiliki karakteristik setara solar dan setara pelarut yang merupakan hasil uji dari Lemigas,” ungkapnya.
Produk hasil olahan Kemenperin ini juga telah di uji dilaboratorium yang mana mirip dengan pelarut buatan PT Pertamina yang sesuai dengan Euro4.
(Baca Juga: Pajak Motor dan Denda Tilang Bakal Bisa Dibayar Pakai Sampah Plastik)
Jenis pelarut tersebut yaitu Pertasol (10%), Minasol (10%), dan Low Aromatic White Spirites (30%) serta solar (40%) dengan cetane number sebesar ± 60.
Kemenperin berharap dengan adanya penemuan ini dapat membantu menanggulangi masalah sampah plastik di Indonesia.
Dengan hasil temuan Kemenperin ini juga dapat menjadi opsi bahan bakar untuk kendaraan diesel.
Tak hanya itu, dengan metode pengurangan limbah sampah ini dapat mengurangi nilai polusi hasil dari pemusnahan limbah plastik yang selama ini dibakar dengan memanfaatkannya menjadi bahan bakar minyak dan gas.