Otomotifnet.com - Toyota Yaris kena tusuk beton di bagian kabin hingga tembus sampai pintu belakang.
Peristiwa ini terjadi di Jalan Raya Nasional Probolinggo - Lumajang di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (5/12).
Terlihat tiang listrik itu menembus kaca depan juga kemudi mobil lalu tembus ke belakang.
Menurut informasi mobil tersebut dikemudian M Mamnun (44) warga Peruhaman Graha Semeru, Kelurahan Jogotrunan, Kabupaten Lumajang.
(Baca Juga: Mitsubishi Xpander Punya Resale Value Terbaik, Ini Alasannya)
Mamnun meninggal dunia akibat peristiwa ini.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Lumajang, AKP I Gede Putu Atma Giri menuturkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16.17 Wib.
Lokasi kejadiannya di depan pasar buah Waten Wetan Kecamatan Ranuyoso.
Kepada Surya, Giri menuturkan kronologi kecelakaan itu: Truk pengangkut tiang listrik melaju dari arah Probolinggo menuju Lumajang.
Sesampainya di depan pasar buah itu, ban depan kanan truk itu pecah.
(Baca Juga: Jeep Wrangler Rubicon Jadi Mobil Dinas, Bupati Karanganyar: Sesuaikan Medan Jalan)
"Akibatnya truk oleng ke kanan. Dari arah berlawanan atau dari arah Lumajang melaju truk tronton," ujar Giri.
Tabrakan antara dua kendaraan berat tak terhindarkan. Benturan itu, membuat rantai pengikat beton tiang listrik terlepas.
Beton itu akhirnya melaju mundur hingga menembus mobil Yaris di belakangnya.
Jarak dekat antara truk, dan mobil itu membuat pengemudi Yaris tidak bisa menghindari beton yang terlepas dari truk di depannya.
(Baca Juga: Toyota Avanza Tertimpa Gandengan Truk Tronton Putus, Pilar A Terpotong)
Pengemudi Yaris sempat mendapatkan pertolongan di RSUD dr Haryoto Lumajang. Tetapi nyawanya tidak tertolong.
Terkait kejadian tersebut, Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengingatkan para pengemudi terkait pentingnya menjaga jarak aman berkendara. Terlebih, jika dekat dengan kendaraan berat.
"Penting untuk selalu menjaga jarak aman berkendara supaya pengemudi memiliki kesempatan bereaksi ketika mobil di depan melakukan pengereman mendadak atau hal sejenisnya dan menambah jarak pandang (blind spot). Jangan tidak ada ruang, apalagi di depannya itu kendaraan berat yang membawa barang," katanya (6/12).
Menurutnya, pengemudi Indonesia selalu memaksakan sesuatu ketika berkendara.
Jika ada ruang tersisa sedikit saja, langsung dimasuki kendaraan lain.
"Pada akhirnya, tidak ada ruang lagi yang tersisa karena jarak aman kita malah dimasuki kendaraan lain. Ini salah, sangat membahayakan," kata Jusri.