Kemungkinan hadirnya New Carry versi non pikap ini bisa jadi bukan isapan jempol belaka, sebab permintaan konsumen akan model tersebut presentase angkanya cukup tinggi.
"Permintaan Carry di model ini cukup tinggi, persentasenya sebanyak 30 persen hingga 40 persen dari total konsumen yang kami survei di seluruh Indonesia," sebut Yulius.
Untuk diketahui, Suzuki Carry pertama kali masuk ke Tanah Air pada 1976 lalu dengan format completely built up (CBU), atau diimpor langsung secara utuh dari negara asalnya yakni Jepang.
Suzuki Carry mencapai masa kejayaannya pada 1983 hingga 2000, berkat kehadiran ST 100 yang biasa dikenal dengan Carry 1.000.
(Baca Juga: Suzuki Mulai Waspada, Dibayangi Ancaman Virus Corona, Ganggu Vendor di China?)
Menariknya lagi, Carry 1.000 sudah dirakit secara lokal atau completely knock down (CKD) oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Suzuki Carry 1.000 tersedia pilihan varian van maupun pikap, dengan mengusung mesin berkode F10A berkapasitas 970 cc 4 silinder.
Model ini mendapatkan sambutan yang hangat dari masyarakat, termasuk para pengusaha angkutan kota (angkot) yang sebagian besar armadanya masih terlihat beroperasi di beberapa daerah di Tanah Air.
Sampai saat ini, Carry tetap berkembang dan masih jadi produk andalan SIS, meski hanya tersedia versi pikapnya saja.
Bahkan, model ini berhasil menguasai pasar kendaraan niaga ringan dengan market share 57 persen secara nasional.