Ojek Dianggap Sulit Terapkan Jaga Jarak, Ada Saran Diganti Bajaj Saja

Irsyaad Wijaya - Rabu, 3 Juni 2020 | 11:15 WIB

ILUSTRASI: Sejumlah bajaj antre sampai ke luar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di kawasan Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (21/12). (Irsyaad Wijaya - )

Apabila memungkinkan, maka dapat dipasang sekat atau pemisah secara permanen.
"Sehingga masing-masing pihak dapat merasa terjaga kesehatannya," tutur Djoko.

Djoko menambahkan, sebenarnya saat ini tidak sulit merancang angkutan pengganti ojek.

Menurutnya, masih ada kendaraan yang eksis di kota-kota besar yang memenuhi unsur-unsur keamanan.

Angkutan tersebut adalah bajaj. Kendaraan roda tiga ini memberi ruang antara penumpang dan pengendara.

Baca Juga: Sopir Bajaj Curhat ke Menhub, Tak Ada Tempat Mangkal, Penumpang Susah

Gojek
penumpang Gojek

Tak hanya di Ibu Kota, angkutan sejenis yakni bentor juga ditemukan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Selain itu, di dalam kendaraan bisa dipasang sekat permanen, sehingga tercipta jarak sosial.

Angkutan umum ini juga mampu mengangkut penumpang lebih dari satu orang.

"Sehingga bajaj dapat disebut juga sebagai moda angkutan alternatif yang lebih manusiawi," kata dia.