Otomotifnet.com - Mitsubisi mengandalkan mesin dengan teknologi MIVEC (Mitsubishi Innovative Valve timing Electronic Control system).
Sebagai informasi, pengaturan valve timing dapat menyesuaikan kebutuhan mesin secara otomatis.
Mitsubishi Motors Corporation (MMC) telah lama berfokus pada teknologi untuk mengatur valve timing dan besarnya bukaan katup udara dalam mesin (valve lift).
Teknologi mesin ini dapat menghasilkan tenaga yang besar, konsumsi bahan bakar efisien, dan emisi gas buang yang rendah.
Baca Juga: New Mitsubishi Triton Bermodal 2 Jenis Mesin, Keduanya Sama Tangguh
Mesin MIVEC pertama kali digunakan di Mitsubishi Mirage pada tahun 1992.
Saat itu, Mitsubishi Motors telah menambahkan sejumlah perangkat tambahan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik.
Mitsubishi Motors kemudian terus mengembangkan mesin MIVEC menjadi mesin All New MIVEC yang mengendalikan intake valve-timing dan besarnya valve lift pada waktu yang sama.
"Mesin MIVEC yang disematkan memiliki teknologi yang tidak hanya mengoptimalkan performa tenaga mesin,"
"Namun juga memperhitungkan tingkat konsumsi bahan bakar dan gas buang yang efisien," ujar Guntur Harling, Group Head of Product Strategy Division PT MMKSI, dalam siaran resminya, (3/6/20).
Pada tahun 2011, Mitsubishi Motors menyematkan mesin All New MIVEC Single Over Head Camshaft (DOHC) pada Mitsubishi Galant Fortis untuk pasar Jepang, dan Mitsubishi Sportback Galant Fortis.
Pada All New MIVEC SOHC 16 Valve (4J1), kinerja mesin lebih dikembangkan dengan menyesuaikan volume udara yang masuk melalui mekanisme pengaturan valve timing dan valve lift, serta bukaan throttle valve.
Mesin MIVEC model 4J1 ini juga telah mengurangi konsumsi bahan bakar dengan peningkatan stabilitas pembakaran melalui optimalisasi struktur ruang bakar dan pengurangan gesekan, serta optimalisasi struktur piston.
Selain itu, meskipun mesin All New MIVEC mengadopsi struktur SOHC yang sederhana, kinerja mesin tersebut sama dengan mesin MIVEC sebelumnya.
Baca Juga: Menengok Sejarah Mitsubishi Model A, Mobil Berbodi Kayu Handmade
Selanjutnya, sistem Automatic Stop and Go mencapai stop and start yang mulus dengan getaran minimal, bersama dengan pengurangan konsumsi bahan bakar saat restart.
Karena volume asupan udara dikurangi oleh sistem dari mesin All New MIVEC.
Mitsubishi Motors juga mengembangkan seri mesin MIVEC DOHC 16-valve Engine (4B1) yang digunakan pada Mitsubishi Outlander dan Delica, serta model Galant Fortis.
Sistem MIVEC model 4B1 ini bekerja secara kontinu dan optimal mengontrol valve timing dan valve lift pada intake dan exhaust valve sehingga sesuai dengan putaran mesin.
Model ini menghasilkan performa mesin yang tinggi serta efisiensi bahan bakar juga lebih meningkat dari sebelumnya.
Kerja sistemnya secara terus-menerus mengendalikan intake cam dan exhaust cam secara independen.
Selain itu, sistem ini juga dapat mengontrol katup sehingga lebih tepat sesuai dengan RPM dan beban engine menjadi pada sistem intake-nya saja.
Setelahnya, Mitsubishi Motors kemudian mengembangkan mesin MIVEC Twin-Scroll Turbo Engine (4B11).
Baca Juga: Xpander News! Mitsubishi Disebut Sudah Tahu Masalah Rpm Melonjak
Mesin ini memiliki keunggulan dengan peningkatan respons lebih tinggi dibandingkan dengan model 4G63 konvensional.
Output maksimum dari mesin 4B11 adalah 300 dk pada 6.500 rpm, dan torsi maksimumnya mencapai 422 Nm di 3.500 rpm.
Mitsubishi Motors merancangnya untuk menghasilkan torsi yang tinggi di rentang kecepatan yang lebih rendah.
Mesin jenis ini dapat mencapai performa tenaga yang mumpuni, termasuk perbaikan gear ratio pada drive train.
Fitur terbesar dari mesin ini adalah menggunakan blok silinder die-cast aluminium yang memungkinkan pengurangan bobot mesin itu sendiri sebesar 12,5 kilogram, jika dibandingkan dengan blok silinder besi konvensional.
Pada jenis ini Mitsubishi Motors juga mengubah tata letak sisi intake dan exhaust.
Dimana letak sisi intake berada di depan bodi, sementara sisi exhaust berada di belakang.
Karena perubahan ini, maka tidak perlu lagi menempatkan pipa exhaust di bawah mesin.
Sehingga posisi mesin dapat turun 10 mm dibandingkan dengan model konvensional.