Konsultasi OTOMOTIF: Kawasaki KLX 150 BF Loyo, Bagaimana Mengatasinya?

Antonius Yuliyanto - Kamis, 10 September 2020 | 23:51 WIB

Kawasaki KLX 150 BF (Antonius Yuliyanto - )

Otomotifnet.com - Halo Mas Aant, saya mempunyai pertanyaan dan keluhan tentang motor saya yaitu Kawasaki KLX 150 BF yang saya beli pertengahan 2016.

Ada beberapa pertanyaan & keluhkan:

1. Mengapa KLX saya jika saat digas seperti 'mbrebet' gitu suara knalpot standartnya?

2. Saya sudah ganti sproket dengan mata yang lebih banyak tetapi mengapa masih kurang tarikannya?

3. Apakah betul karena KLX 150 BF pakai karburator tipe vakum jadi tarikannya sangat loyo?

Baca Juga: KLX 150, CRF 150L Sampai WR 155R Update Harga, Paling Murah Dijual Rp 30 Jutaan

4. Saya berencana ingin mengganti knalpot dengan menggunakan produk FMF atau Norifumi, menurut Mas Aant bagaimana plus minus kedua produk tersebut untuk diaplikasikan ke KLX saya?

Mohon jawaban serta pencerahannya mas. Terimakasih banyak Mas Aant semoga sukses terus!

Bagus Sulistiono - Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

 

Jawab:

Halo juga Mas Bagus, terima kasih pertanyaannya, saya coba bantu jawab keluhannya:

1.    Kalau sekedar suara seakan brebet memang begitu suara standarnya KLX, ini karena di silencer ada catalytic converter plus banyak sekat sehingga seakan mampat.

Hal ini tentu berkaitan dengan emisi gas buang, berhubung masih pakai karburator, yang mana pasokan bensin tak bisa sepresisi mesin injeksi, maka salah satu cara agar lolos regulasi bagian knalpot yang dimaksimalkan, bahkan itu sudah termasuk ditambah injeksi udara bersih ke leher knalpotnya.

Oiya, beda cerita jika mesin yang brebet, yang artinya saat digas kenaikan putaran mesinnya tersendat.

Kalau mesinnya yang brebet berarti ada yang tidak normal, bisa dari setelan karburator tidak pas, pasokan bensin terhambat, filter udara mampat atau dari pengapian misal busi akan mati.

Tentu harus diperiksa satu-persatu untuk memastikannya.

2.    Mengganti sproket belakang dengan yang bermata lebih banyak memang bisa menaikkan akselerasi karena perbandingan jadi ringan.

Tapi yang perlu dicatat, standarnya KLX saja yang berukuran 52/14 sudah sangat ringan, tujuannya biar kuat dipakai menanjak di pegunungan atau bisa keluar saat terjebak di jalan jelek.

Nah apakah Mas Bagus menggunakannya di jalan off-road? Jika iya sih tidak masalah.

Tapi jika dipakai harian di jalan raya, pasti malah akan terasa semakin loyo dan nafas mesin jadi sangat pendek.

Jika ingin tarikan lebih baik, saran saya lakukan upgrade performa saja, mulai dari yang ringan seperti ganti per kopling dengan yang sedikit lebih keras atau cukup per standar diganjal ring, kemudian aplikasi CDI aftermarket seperti BRT.

Jika kurang puas, lanjut ke yang lebih advance, dari ganti knalpot (pilihannya sangat banyak), porting & polish kepala silinder, aplikasi kem custom dan roller rocker arm seperti buatan BRT, hingga langkah bore up untuk menaikkan kapasitas mesin.

Dijamin tarikan jauh lebih cepat dan tidak loyo lagi!

Bicara loyonya mesin KLX ini memang jangan heran, seperti diulas di poin 1 ini berhubungan dengan emisi.

Demi lolos standar Euro 3 dan tetap pakai karburator, maka pasokan bensin dari karburator dicekik, kemudian sektor pembuangan diperketat salurannya.

Hasilnya seperti yang dirasakan, performa mesin terasa loyo.

3.    Betul KLX 150 BF pakai karburator vakum, tepatnya Keihin NCV24.

Khas karbu vakum memang cenderung lebih lambat, karena terangkatnya skep tergantung tingkat kevakuman ruang bakar, tidak sespontan tipe skep yang langsung ditarik gas.

Makanya versi New KLX yang memang diperuntukkan untuk off-road (tanpa STNK) pakai karburator konvensional biar lebih responsif.

Penggunaan pengabut bahan bakar vakum ini tentu tujuannya lagi-lagi untuk mengejar efisiensi dan standar emisi, karena bensin yang masuk ke ruang bakar benar-benar sesuai mintanya mesin, bukan yang dipaksa masuk.

4.    Nah aplikasi knalpot aftermarket saya rasa sangat bisa mendongkrak performa KLX 150 BF, berdasarkan uji coba pakai dynamometer akan ada kenaikan sekitar 1 dk, lumayan lah!

Kedua pilihan yang disodorkan yaitu FMF dan Norifumi saya rasa bagus, asalkan yang terpenting pakai produk asli bukan palsu, sehingga kualitas bisa dipertanggungjawabkan.

Terutama FMF yang merupakan produk yang aslinya dari Amerika.

Oiya selain kedua merek tersebut, ada pula Prospeed yang banyak dipakai di KLX.

Kalau dari sisi positif tentu akan menaikkan performa.

Sedang sisi negatif salah satunya suara motor jadi lebih berisik, selain itu biasanya konsumsi bensin jadi lebih boros.

Oiya saran saya, setelah ganti knalpot dan dipakai harian coba cek kondisi elektroda busi.

Bila terlalu putih berarti pasokan bensin kurang, tambahkan dengan mengganti ukuran spuyer baik pilot jet maupun main jet, naikkan bertahap satu step dahulu ukurannya.

Kondisi terbaik jika warna elektroda businya merah bata.

Selain itu bisa pula dirasakan tarikannya, jika kosong berarti memang kekeringan.

Jika pasokan bensin dan udara pas maka rasanya saat digas tenaga yang keluar padat berisi tarikannya.

Sebaliknya kalau pasokan bensin sudah kebanyakan, maka akan brebet plus keluar asap hitam.

Nah demikian jawaban saya, semoga bisa membantu memecahkan masalah dan keluhan Kawasaki KLX 150 BF milik Mas Bagus. Salam!